Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mencatatkan penurunan laba pada semester I/2023 di tengah pertumbuhan kinerja penjualan batu bara.
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra dalam keterangan resminya menjelaskan, berbagai hal yang menjadi tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga batu bara ICI-3 menurun sekitar 48 persen dari US$138,5 per ton pada Juni 2022 menjadi US$72,63 per ton pada Juni 2023.
Di sisi lain, harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja positif. PTBA juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," kata Niko, Selasa (29/8/2023).
Selain itu, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan PTBA.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM bakal bertindak sebagai instansi pengelola penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Nantinya, seluruh perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP), izin usaha pertambangan khusus (IUPK), hingga perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) wajib membayar dana kompensasi batu bara (DKB) kepada MIP.
Baca Juga
Setelahnya, dana himpunan itu bakal disalurkan sebagai bentuk kompensasi kepada perusahaan batu bara yang telah melakukan transaksi kontrak kewajiban pasok DMO. Penyaluran kompensasi itu sudah memperhitungkan nilai pengurang dari kewajiban royalti, biaya operasional, serta dana cadangan.
KINERJA PTBA
Berdasarkan keterangan resminya, dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp18,9 triliun, atau tumbuh 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp18,4 triliun.
Sementara itu, total aset perusahaan per 30 Juni 2023 sebesar Rp46,3 triliun, sementara per 31 Desember 2022 sebesar Rp45,4 triliun.
PTBA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp2,77 triliun, turun 54,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,15 triliun.
Pencapaian laba bersih PTBA didukung oleh peningkatan kinerja operasional PTBA sepanjang semester I/2023. Total produksi batu bara PTBA pada semester I/2023 mencapai 18,8 juta ton, tumbuh 18 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 15,9 juta ton.
Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 19 persen menjadi 17,4 juta ton.
Pada semester I/2023, PTBA juga mencatat penjualan ekspor sebesar 7,1 juta ton atau naik 37 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 57 persen.