Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham GGRM, HMSP dan WIIM saat Laba Emiten Rokok Melambung

Emiten rokok GGRM, HMSP dan WIIM mencatatkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2023. Meski begitu, analis memandang prospek 3 emiten tersebut kurang positif.
Emiten rokok GGRM, HMSP dan WIIM mencatatkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2023. Meski begitu, analis memandang prospek 3 emiten tersebut kurang positif./gudanggaramtbk.com
Emiten rokok GGRM, HMSP dan WIIM mencatatkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2023. Meski begitu, analis memandang prospek 3 emiten tersebut kurang positif./gudanggaramtbk.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok, GGRM, HMSP dan WIIM kompak mencetak pertumbuhan laba bersih sepanjang semester pertama 2023, meskipun dibayangi cukai hasil tembakau (CHT) yang lebih tinggi dan daya beli yang melandai.

Emiten rokok milik pengusaha Susilo Wonowidjojo PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) membukukan lesatan laba bersih hingga 243,90 persen sepanjang semester I/2023. Kenaikan ini ditorehkan Gudang Garam meskipun penjualan mengalami penurunan.

Laba bersih GGRM bertengger di Rp3,28 triliun pada akhir semester I/2023, naik signifikan daripada semester I/2022 yang hanya sebesar Rp956,14 miliar.

Bottom line yang melambung dinikmati GGRM meski pendapatan bersih yang diakumulasi pada periode Januari—Juni 2023 turun 9,43 persen year on year (YoY) menjadi Rp55,85 triliun. Di periode yang sama pada 2022, pendapatan bersih Gudang Garam menyentuh Rp61,67 triliun.

Berkurangnya pendapatan ini dipicu oleh berkurangnya penjualan rokok GGRM. Hal itu terefleksikan dari penurunan pada penerimaan kas dari pelanggan, dari Rp62,27 triliun selama semester I/2022 menjadi Rp55,16 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Penjualan kuartal II/2023 yang lebih lambat juga menjadi pemicu lain. Selama April—Juni 2023 yang bertepatan dengan momentum Lebaran, pendapatan GGRM hanya sebesar Rp26,11 triliun atau turun 12,15 persen daripada Januari—Maret sebesar Rp29,73 miliar.

Faktor lain yang memicu kenaikan laba bersih adalah beban pokok penjualan yang berhasil ditekan signifikan. Gudang Garam mencatatkan penurunan beban pokok penjualan sebesar 15,25 persen dari Rp56,53 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp47,91 triliun pada semester I/2023.

Setoran pita cukai, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak rokok Gudang Garam juga turun drastis selama semester I/2023. Pada periode ini, beban pada pos pajak hanyalah sebesar Rp37,07 triliun atau turun 26,96 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang menyentuh Rp50,70 triliun. Hal ini membuat laba bruto GGRM naik menjadi Rp7,93 triliun per Juni 2023 dibandingkan dengan sebelumnya Rp5,13 triliun.

Emiten rokok Philip Morris International PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turut menorehkan kenaikan laba bersih, meski tidak setinggi Gudang Garam. Selama semester I/2023, pertumbuhan laba bersih yang mencapai 23,03 persen year on year (YoY) menjadi Rp3,75 triliun.

Emiten berkode saham HMSP ini membukukan penjualan bersih sebesar Rp56,15 triliun pada paruh pertama 2023. Penjualan tersebut meningkat 4,95 persen persen dibandingkan dengan semester I/2022 sebesar Rp53,50 triliun.

Pertumbuhan penjualan tersebut dibukukan Sampoerna meskipun mayoritas segmen memperlihatkan penurunan. Segmen sigaret kretek mesin (SKM) sebagai kontributor penjualan terbesar tercatat turun 0,94 persen YoY dari Rp35,67 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp35,33 triliun pada semester I/2023.

Segmen sigaret putih mesin juga memperlihatkan penurunan sebesar 10,91 persen YoY, dari Rp4,60 triliun menjadi Rp4,10 triliun. Namun segmen sigaret kretek tangan (SKT) tumbuh 26,10 persen YoY menjadi Rp15,39 triliun dibandingkan dengan Rp12,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kuartalan, penjualan selama periode April—Juni 2023 mencapai Rp29,18 triliun atau tumbuh 8,25 persen daripada kuartal I/2023 sebesar Rp26,96 triliun.

Meningkatnya kinerja top line HMSP diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 2,97 persen secara tahunan menjadi Rp46,91 triliun dibandingkan dengan Rp45,56 triliun pada semester I/2022.

Kenaikan beban pokok penjualan lebih rendah daripada kenaikan penjualan, terutama disebabkan oleh beban pita cukai yang justru turun 5,37 persen secara tahunan dari Rp36,71 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp34,74 triliun.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat naik 23,03 persen menjadi Rp3,75 triliun sepanjang paruh pertama 2023. Pada semester I/2022, laba bersih yang dikantongi HMSP hanyalah sebesar Rp3,04 triliun.

Sementara itu, volume penjualan HMSP menembus 40,5 miliar batang sepanjang semester I/2023. Angka itu turun 4,1 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang mencapai 42,3 miliar batang.

Penurunan ini sejalan dengan turunnya volume rokok yang diperdagangkan di pasar Indonesia selama Januari—Juni 2023.

Berdasarkan laporan pengendali HMSP, Philip Morris International, total pasar rokok Indonesia pada paruh pertama 2023 menembus 141,1 miliar batang, turun 5,6 persen secara tahunan (year on year/YoY) daripada semester I/2022 yang berada di angka 149,5 miliar batang.

Meski secara kumulatif semester I/2023 turun daripada periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan Sampoerna pada kurun April—Juni 2023 yang menembus 20,8 miliar batang meningkat dibandingkan dengan Januari—Maret 2023 yang berjumlah 19,7 miliar.

Selanjutnya terdapat PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) yang mengantongi laba bersih sebesar Rp246,87 miliar per 30 Juni 2023 Atau melesat 200,49 persen daripada semester I/2022 sebesar Rp82,15 miliar.

Sejalan dengan kenaikan laba ini, penjualan WIIM tumbuh 46,34 persen YoY menjadi Rp2,38 triliun dari sebelumnya Rp1,62 triliun.

Namun berbeda dengan dua emiten rokok sebelumnya, pemakaian pita cukai WIIM tampak naik dari Rp888,07 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp1,16 triliun.

Di tengah kenaikan laba bersih yang kompak ditorehkan oleh ketiga emiten rokok di atas, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan saham GGRM cenderung berada pada tren flat sejak Mei 2023 meskipun secara year to date (YtD) telah memberikan return sebesar 55,14 persen per 31 Juli 2023.

“Kenaikan harga tersebut terjadi sebelum Mei di mana harga saham GGRM melonjak karena technical rebound dari penurunan drastis yang dialami pada 2022 sebesar 41,18 persen,” kata Arjun dalam pesan tertulis, Selasa (1/8/2023).

Dia mengatakan momentum untuk GGRM telah hilang karena telah memasuki periode konsolidasi harga dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terlihat dari pergerakan harga yang naik tipis sejak Mei 2023 sebesar 1,36 persen.

Sementara untuk HMSP, dia menyebutkan bahwa sahamnya berada dalam downtrend sejak April 2023. Pergerakan teknikal GGRM maupun HMSP membuat Arjun tidak merekomendasikan keduanya.

“Menurut saya, prospeknya kurang baik karena sudah kehilangan momentum kenaikan harga dan hanya bisa konsolidasi atau turun sampai akhir tahun,” katanya.

Adapun untuk WIIM, kenaikan harga sahamnya secara YtD telah menembus 200 persen. Arjun juga mengemukakan bahwa valuasi WIIM sudah terlalu mahal.

Berdasarkan data per 28 Juli 2023, price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) rata-rata emiten rokok bertengger di 15,37 dan 2,55. Pada saat yang sama, PER WIIM telah menembus 15,75 dan PBV di 2,62.

“Selain itu WIIM pada candlestick terkini yang membentuk pada closing 31 Juli 2023 dalam bentuk spinning top candlestick. Pola ini mirip dengan doji. Mereka mengindikasikan ketidakpastian di pasar atau di suatu saham,” kata Arjun.

___

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper