Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Media Grup Bakrie (VIVA) Rugi Rp1,72 Triliun pada 2022, Bengkak 93 Persen

Visi Media Asia (VIVA) menderita rugi bersih Rp1,72 triliun sepanjang 2022, naik 93,39 persen secara tahunan.
Dari kiri ke kanan Jimmy Sameylanda (Head of Digital VIVA Group), Ahmad Zulfikar (Presdir ANTV), Arief Yahya (Dirut MDIA/Direktur VIVA), Jastiro Abi (Direktur VIVA), Ahmad Rahardian Widarmana (Dirut tvOne), Arhya Winastu Satyagraha (Direktur MDIA) dalam public expose Viva Grup, Rabu (14/12/2022).
Dari kiri ke kanan Jimmy Sameylanda (Head of Digital VIVA Group), Ahmad Zulfikar (Presdir ANTV), Arief Yahya (Dirut MDIA/Direktur VIVA), Jastiro Abi (Direktur VIVA), Ahmad Rahardian Widarmana (Dirut tvOne), Arhya Winastu Satyagraha (Direktur MDIA) dalam public expose Viva Grup, Rabu (14/12/2022).

Bisnis.com, JAKARTA – Grup Bakrie PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) mengalami kerugian sebesar Rp1,72 triliun sepanjang 2022. Selain itu, VIVA juga mencatatkan ekuitas yang negatif atau defisiensi ekuitas sebesar Rp1,58 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, VIVA mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,69 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut turun 6,26 persen dari Rp1,81 triliun pada periode yang sama sebelumnya atau year-on-year (YoY).

Secara rinci, pendapatan segmen iklan mencapai Rp1,65 triliun atau turun 7,63 persen dari Rp1,79 triliun. Kemudian pendapatan non-iklan mencapai Rp44,1 miliar atau naik 110,35 persen dari Rp20,96 miliar.

Beban usaha VIVA tercatat mencapai Rp1,65 triliun sepanjang 2022. Beban tersebut turun 0,44 persen dari Rp1,66 triliun pada 2021.

VIVA masih mencatatkan laba usaha turun 72,38 persen dari Rp146,6 miliar menjadi Rp40,48 miliar sepanjang 2022.

Meski demikian, VIVA mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp1,71 triliun pada 2022. Rugi tersebut membengkak 94,65 persen dari Rp883 miliar pada 2021.

Selain itu, VIVA juga menderita rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,72 triliun sepanjang 2022. Naik 93,39 persen dari rugi sebesar Rp890,12 miliar pada 2021. 

Adapun hingga akhir Desember 2022, VIVA mencatatkan total aset senilai Rp8,87 triliun. Aset tersebut naik dari Rp8,57 triliun dibandingkan akhir Desember 2021.

Total liabilitas VIVA tercatat sebesar Rp10,45 triliun per 31 Desember 2022. Naik dari Rp9,19 triliun per 31 Desember 2021.

Sementara itu, VIVA mencatatkan ekuitas yang negatif atau defisiensi ekuitas sebesar Rp1,58 triliun sepanjang 2022. Defisiensi ekuitas tersebut meningkat dari Rp617,33 miliar dari akhir 2021.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir tahun terjadi penurunan 17,93 persen dari Rp16,75 miliar menjadi Rp13,74 miliar.

Sebelumnya, Managing Director VIVA Arief Yahya mengatakan bisnis digital menunjukkan kinerja menjanjikan karena distribusi konten FTA ANTV dan TvOne melalui berbagai platform digital yang dikenal dengan strategi 360 derajat.

Menurutnya strategi 360 derajat tersebut berhasil meningkatkan engagement pemirsa yang dapat menikmati konten dimanapun, kapanpun, dengan perangkat apapun.

"Kami memandang transformasi digital merupakan suatu keniscayaan dan dengan modal aset digital, kreativitas, serta kesiapan platform, VIVA siap untuk bersaing di kancah digital," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (14/12/2022).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper