Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Saham TMPO, MSIN hingga NETV Jelang Transisi Pemerintahan Jokowi

Saham-saham emiten media seperti TMPO, MSIN, hingga NETV mulai bergerak signifikan menjelang transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham emiten media mengalami pergerakan harga secara signifikan menjelang transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2024.

Adapun di antara saham yang mengalami pergerakan signifikan yaitu saham PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO). Mengutip data RTI, harga saham TMPO naik 13,64% pada (28/8/2024) dan melesat tajam dengan kenaikan 101% dalam sepekan dan 238% dalam sebulan terakhir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) kemudian mensuspensi atau menghentikan sementara perdagangan saham TMPO pada 29 Agustus lalu. Meski begitu, BEI sudah kembali membuka suspensi saham TMPO, pada Selasa (10/9/2024), meski kini sahamnya masuk dalam pemantauan khusus. Sejak suspensinya dibuka, saham TMPO melemah sebesar 9,73%.

Selain itu, emiten media lainnya yakni PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN) juga sempat mengalami lonjakan harga saham secara signifikan, hingga BEI juga melakukan suspensi pada Selasa (20/8/2024).

Saham MSIN terakhir ditutup melesat 19,81% ke posisi ke 6.350 per saham pada Senin (19/8) dan dalam waktu sebulan, saham itu tercatat melonjak 128,42%.

Pihak manajemen menjelaskan adanya keterlibatan pemilik saham, Hary Tanoesoedibjo dalam politik yang menyebabkan harga saham MNC Group melonjak.

Meski begitu, saham MSIN telah dibuka kembali oleh BEI, pada Rabu (21/8/2024). Adapun kini saham MSIN bergerak melemah 11,88% dengan harga Rp7.050 per sahamnya, pada Rabu (11/9/2024).

Selain itu, saham media lainnya, seperti PT Net Visi Media Tbk. (NETV) sahamnya terpantau menguat 1,14% dengan harga Rp89 per sahamnya.

Saham NETV sempat melonjak mencapai 9,48% di 3 September lalu, sejak adanya rencana akan diakusisi oleh PT MD Entertainment Tbk (FILM), emiten yang didirikan oleh Manoj Punjabi.

Kemudian, untuk saham media lainnya seperti PT Visi Media Asia (VIVA) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) sahamnya berjalan di tempat atau stagnan. Berdasarkan RTI Business, saham VIVA masuk dalam pemantauan khusus.

Kemudian, untuk saham emiten media lainnya, seperti PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), berdasarkan RTI business, sahamnya menguat 2,68% dengan harga Rp230 per saham pada hari ini (11/9) dengan kenaikan saham 1,77% selama sepekan terakhir, dan 5,50% dalam sebulan terakhir.

Lalu, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) pada perdagangan hari ini sahamnya menguat 1,23% dengan harga Rp328 per sahamnya. Adapun sahamnya menguat 2,50% dalam sepekan terakhir, dan 5,81% dalam sebulan terakhir.

Selanjutnya, untuk saham PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY), sahamnya mengalami pelemahan 0,93% dengan harga Rp107 per sahamnya. Adapun sahamnya selama sepekan melemah 4,46%. Namun menguat 44,59% dalam sebulan terakhir.

Untuk diketahui, saham-saham emiten media tersengat sentimen menjelang peralihan pemerintahan Indonesia yang akan berganti pada Oktober 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper