Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Tebar Dividen Rp4,42 Triliun, Lo Kheng Hong Semringah

PGN (PGAS) menetapkan 80% laba bersih tahun buku 2024 yang berjumlah US$271,54 juta, atau sekitar Rp4,42 triliun sebagai dividen tunai.
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) menetapkan 80% laba bersih tahun buku 2024 atau senilai US$271,54 juta, atau sekitar Rp4,42 triliun sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.

Keputusan tersebut sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Jakarta pada hari ini, Rabu (28/5/2025). Total ada lima mata acara yang dibahas, salah satunya terkait penggunaan laba bersih 2024.

Berdasarkan hasil keputusan RUPST, PGAS membagikan dividen senilai US$271.542.219 atau setara dengan Rp4,42 triliun dengan asumsi kurs JISDOR Rp16.300 per dolar AS. Nilai ini juga mencerminkan rasio pembayaran dividen sekitar 80% dari laba bersih 2024, atau sama dengan rasio dividen tahun buku 2023 sebelumnya yakni 80%.

Pada tahun lalu, PGN mencatat laba bersih sebesar US$339,42 juta. Torehan tersebut meningkat 22,06% dari posisi yang sama tahun sebelumnya di level US$278,09 juta.

Selain untuk dividen, PGAS juga menetapkan 20% laba bersih 2024 senilai US$67,88 juta sebagai laba ditahan. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar US$3,78 miliar atau naik 3,9% year on year (YoY) dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$3,64 miliar.

Pendapatan itu berasal dari transaksi dengan pihak berelasi dan pihak ketiga dengan kontribusi masing-masing sebesar US$1,37 miliar dan US$2,41 miliar.

Sebagian besar pendapatan berasal dari niaga gas bumi dan penjualan minyak dan gas bumi kepada pihak ketiga dengan nilai US$1,78 miliar dan US$284,37 juta.

Pendapatan niaga gas bumi ini mayoritas berasal dari pelanggan industri dan komersial dengan nilai mencapai US$2,47 miliar. Adapun, segmen pelanggan rumah tangga dan SPBG masing-masing mencatatkan nilai US$38,74 juta dan US$4,17 juta.

Siring naiknya pendapatan, beban pokok perseroan juga tercatat naik 4,07% YoY menjadi US$3,03 miliar dibandingkan akhir 2023 yang sebesar US$2,92 miliar.

Dari pos beban ini, PGN mencatatkan peningkatan dari sisi pembelian gas bumi pihak berelasi menjadi US$814,86 juta dari sebelumnya di akhir 2023 senilai US$631,36 juta.

Setelah dikurangi beban pokok pendapatan, PGAS mencatatkan laba bruto US$757,38 juta, naik 3,24% YoY dari posisi Desember 2023 di angka US$733,57 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper