Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WIKA Catat Laba dari Joint Venture Turun 119 Persen, Ini Penyebabnya

Laba entitas ventura bersama WIKA mencapai Rp306,72 miliar pada 2022, menurun hingga 119 persen dibandingkan 2021.
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) mencatat rugi bersih hingga Rp59,59 miliar sepanjang 2022. WIKA juga tercatat mengalami penurunan pada bagian laba entitas ventura bersama atau joint venture (JV) hingga 119 persen.

Menilik laporan keuangan per 31 Desember 2022, bagian laba entitas ventura bersama WIKA mencapai Rp306,72 miliar. Bagian ini menurun hingga 119 persen dari Rp672,37 miliar pada 2021.

Beberapa proyek dengan laba yang cukup besar adalah High Speed Railway Jakarta Bandung atau Kereta Cepat Jakarta Bandung, Jakarta International Stadium (JIS), dan LPG Refrigrated Tuban, Pertamina.

Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan adanya penurunan disebabkan oleh proyek-proyek tersebut yang sudah masuk ke fase penyelesaian pada 2022. Hal ini membuat kontribusi laba lebih rendah dibandingkan 2021.

“Proyek-proyek tersebut sudah masuk ke fase penyelesaian pada tahun 2022 sehingga kontribusi labanya tidak sebesar tahun 2021,” ujar Mahendra kepada Bisnis, Rabu (29/3/2023).

Salah satu proyek yang mengalami penurunan laba entitas bersama secara drastis adalah proyek High Speed Railway Jakarta Bandung atau Kereta Cepat Jakarta Bandung. Proyek ini mengalami penurunan laba entitas ventura bersama dari Rp156 miliar menjadi Rp61,18 miliar.

Ventura bersama untuk proyek kereta cepat tersebut adalah WIKA-CRIC-CRDC-CREC-CRSC. Ventura bersama ini merupakan kontraktor penggarap engineering procurement construction (EPC). 

Beberapa perusahaan yang masuk dalam proyek ini adalah China Railway International (CRIC), China Railway Design Corporation (CRDC), China Railway Engineering Corporation (CREC), dan China Railway Signal & Communication Corporation Limited (CRSC). Kepemilikan saham WIKA dalam joint venture tersebut mencapai 30 persen.

Proyek berikutnya yang mengalami penurunan laba adalah Jakarta International Stadium yang turun dari Rp73,33 miliar menjadi Rp50,88 miliar. Dalam pembangunan proyek ini WIKA membentuk joint ventures bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. WIKA memiliki saham hingga 51 persen untuk proyek tersebut.

Berikutnya proyek LPG Refrigrated Tuban, Pertamina mengalami penurunan laba dari Rp23 miliar menjadi Rp7,22 miliar. Dalam proyek ini WIKA membentuk joint ventures bersama PT JGC Indonesia. Kepemilikan WIKA dalam joint venture mencapai 55 persen.

WIKA membukukan kenaikan penjualan bersih hingga 20,67 persen menjadi Rp21,48 triliun sepanjang 2022. Sementara itu, pada periode yang sama pada tahun lalu WIKA mencatat penjualan bersih sebesar Rp17,80 triliun.

Adapun WIKA mencetak rugi bersih hingga Rp59,59 miliar kendati membukukan kenaikan pendapatan pada 2022. WIKA tidak mampu mempertahankan laba bersih tahun ini seperti tahun sebelumnya sebesar Rp214,42 miliar.

Mengenai hal tersebut Mahendra mengatakan WIKA sudah menetapkan sejumlah langkah yang dapat memperkuat kinerja. Salah satunya adalah lebih prudent dalam memilih proyek dan memperkuat aspek manajemen risiko.

Hal ini dilakukan dengan lebih banyak menyasar proyek-proyek yang memiliki terms progress payment atau pembayaran proyek berdasarkan perkembangan. WIKA juga akan melakukan efisiensi biaya dengan mendorong digitalisasi baik di proses produksi maupun penunjang.

“Kami akan melakukan efisiensi biaya usaha dengan mendorong proses digitalisasi baik di proses produksi maupun proses penunjang,” tuturnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper