Bisnis.com, JAKARTA – bursa saham Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan Rabu (22/9/2021) karena kekhawatiran mengenai krisis uang Evergrande Group mereda menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,07 persen atau 364,11 ke level 34.283,85, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,89 persen dan Nasdaq Composite menguat 0,7 persen ke 14.849,84.
Sektor finansial dan energi memimpin reli indeks S&P 500, yang telah turun selama empat sesi perdagangan berturut-turut.
Kepala riset Pepperstone Financial Pty. Chris Weston mengatakan pasar modal mengharapkan bahwa The Fed akan mengurangi pembelian obligasi pada bulan November atau Desember, sehingga secara teori volatilitas akan rendah.
“Namun, pasar dapat bereaksi secara tak terduga terhadap fakta, terutama melalui periode pertumbuhan yang lebih lambat ini dan kekhawatiran seputar sektor properti China,” ungkap Weston seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/9/2021).
Sektor energi menguat setelah komoditas stabil karena pemerintah China mengambil tindakan untuk menahan kekhawatiran krisis utang Evergrande yang dapat merusak permintaan dari sektor properti.
Baca Juga
China menghindari aksi jual besar-besaran karena perdagangan dilanjutkan setelah liburan, setelah bank sentral negara itu meningkatkan suntikan uang tunai jangka pendek ke sistem keuangan.
Investor menantikan kepastian rencana bank sentral untuk mengurangi stimulus dan setiap perubahan ekspektasi kenaikan suku bunga akan menjadi kunci bagi investor. Pertemuan the Fed digelar setelah periode volatilitas pasar yang dipicu oleh krisis Evergrande. Pembatasan sektor properti China yang lebih luas juga menambah kekhawatiran mengenai perlambatan pemulihan ekonomi dari pandemi.
"Gubernur Jerome Powell dapat mengisyaratkan bahwa penurunan akan segera terjadi," kata Sébastien Barbé, analis di Credit Agricole CIB.
Namun, dia mengingatkan bahwa The Fed akan tetap berhati-hati untuk menarik dukungan likuiditas mengingat faktor ketidakpastian saat ini, termasuk pasar properti China, Covid, laju perlambatan global.