Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Melesat, Pasar Makin Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga

Wall Street menguat karena harapan The Fed akan memangkas suku bunga. S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor, sementara Dow Jones naik signifikan.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Ringkasan Berita
  • Bursa saham AS ditutup menguat dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi, didorong oleh harapan pelonggaran moneter oleh The Fed.
  • Investor memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya, dengan kemungkinan pemangkasan lebih agresif hingga 50 basis poin.
  • Saham teknologi besar mengalami pelemahan setelah reli sebelumnya, sementara saham Apple naik 1,6% berkat rencana ekspansi ke segmen baru.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (13/8/2025) waktu setempat di tengah harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) semakin dekat memulai siklus pelonggaran moneter.

Melansir Reuters pada Kamis (14/8/2025), reli bursa AS ditandai dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq yang kembali mencatat rekor penutupan tertinggi. Indeks S&P 500 tercatat menguat 20,82 poin atau 0,32% menjadi 6.466,58, sedangkan Nasdaq Composite bertambah 31,24 poin atau 0,14% menjadi 21.713,14.

Selanjutnya, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 463,66 poin atau 1,04% menjadi 44.922,27. 

Sinyal bahwa tarif impor AS belum sepenuhnya memengaruhi inflasi konsumen utama menjadi angin segar bagi investor pekan ini, di tengah pencarian petunjuk dampak ketidakpastian perdagangan terhadap perekonomian.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar kini sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya. Terakhir kali bank sentral menurunkan biaya pinjaman adalah pada Desember lalu.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Rabu menyebutkan bahwa pemangkasan agresif sebesar 50 basis poin juga mungkin dilakukan, mengingat data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pelemahan.

Investor juga mulai melirik sektor-sektor lain setelah reli saham AS yang dipimpin teknologi mendorong valuasi S&P 500 melampaui rata-rata jangka panjangnya.

Di sisi lain, pasar menunjukkan pelemahan di sejumlah saham teknologi setelah reli kuat sehari sebelumnya.

Sejumlah saham teknologi besar seperti Nvidia, Alphabet, dan Microsoft — yang termasuk dalam kelompok Magnificent Seven — ditutup melemah, seiring investor mencari sumber pertumbuhan baru.

Saham Apple naik 1,6% setelah munculnya laporan bahwa perusahaan tersebut tengah merencanakan ekspansi ke segmen robot bertenaga AI, keamanan rumah, dan smart display.

Katherine Bordlemay, Co-Head Client Portfolio Management, Fundamental Equities di Goldman Sachs Asset Management menyebut, valuasi saham-saham tersebut memang tinggi. Namun, pada akhirnya, kuncinya ada pada kinerja laba.

"Itulah yang kita lihat sekarang,” ujarnya.

Dia menambahkan, perbedaan imbal hasil antar saham di AS saat ini berada di salah satu level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro