Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan Kamis (14/8/2025) waktu setempat setelah rilis data inflasi produsen (PPI) AS yang di atas perkiraan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Berdasarkan data Reuters pada Jumat (15/8/2025), indeks S&P 500 naik 1,69 poin atau 0,03% menjadi 6.468,27. Nasdaq Composite terkoreksi 1,80 poin atau 0,01% menjadi 21.711,34, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 19,70 poin atau 0,04% ke 44.902,57.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan harga produsen pada Juli mencatat kenaikan terbesar dalam tiga tahun akibat lonjakan biaya barang dan jasa, memicu sinyal potensi percepatan inflasi secara luas.
Data LSEG menunjukkan pelaku pasar memangkas ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sepanjang tahun ini menjadi sekitar 56,7 basis poin, dari 63 bps sebelum laporan rilis. Meski demikian, pasar masih sepenuhnya memperkirakan pemangkasan 25 bps pada September.
“Implikasinya, The Fed kemungkinan memangkas suku bunga 25 bps pada September, tetapi akan menjadi pemangkasan bernada hawkish. Terlalu dini bagi The Fed untuk memberi sinyal ke pasar terkait siklus pelonggaran yang panjang,” kata Thierry Wizman, Global FX and Rates Strategist di Macquarie Group.
Wizman menambahkan, data Expenditures Price Index akhir bulan ini akan menjadi penentu arah berikutnya. Jika ada tanda-tanda inflasi yang meluas pada sektor jasa, pasar akan merespons negatif.
Baca Juga
Sementara itu, data terpisah menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran di AS turun pekan lalu. Sebelumnya, data pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi konsumen yang moderat telah memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan depan.
Namun, laporan PPI yang panas ini memicu kekhawatiran bahwa tarif impor AS dapat mulai mendorong kenaikan harga dalam beberapa bulan mendatang, yang berpotensi meredam reli saham AS yang telah membawa S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor dalam dua sesi terakhir.
“Valuasi saham AS saat ini mahal,” ujar Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research.
Dia menyebut indeks S&P 500 diperdagangkan pada rasio price-to-earnings 23 kali berdasarkan proyeksi ke depan, atau sekitar 40% di atas rata-rata 20 tahun.
“Data PPI yang panas ini membuat investor seperti sedang bermain bunga aster: ‘The Fed akan memangkas, The Fed tidak akan memangkas’,” tambahnya.
Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem, yang memiliki hak suara di FOMC tahun ini, menilai pemangkasan suku bunga 50 bps pada pertemuan September tidak tepat dilakukan, sehari setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut langkah tersebut mungkin terjadi.