Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Terkoreksi, Saham Grup MNC Pimpin Pelemahan

BABP terpantau anjlok 6,91 persen, BHIT turun 6,45 persen, KPIG sebanyak 5,56 persen, dan IPTV turun 5,48 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. 
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah alias melemah pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (15/6/2021). 

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 11.30 WIB, IHSG terpantau parkir pada posisi 6.073,67 di akhir sesi I, terkoreksi 0,11 persen atau 6,71 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 6.051,68-6.090,93. 

Sebanyak 167 saham menguat, kemudian 312 saham melemah dan 153 saham tidak berubah posisi. Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp5,69 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing senilai Rp64,18 miliar.

Beberapa saham Grup MNC terpantau memimpin jajaran top losers diantaranya terdapat saham BABP yang anjlok 6,91 persen, BHIT turun 6,45 persen, KPIG sebanyak 5,56 persen, dan IPTV yang turun sebanyak 5,48 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. 

Sementara itu, Investor asing yang tidak terlalu aktif pada perdagangan hari ini terpantau membeli saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang dibeli sebesar Rp44,4 miliar. Selain itu juga ada saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang dibeli asing sebesar Rp21,8 miliar. 

Di tengah pelemahan IHSG, investor asing juga melakukan aksi jual paling banyak terhadap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp42,3  miliar. Saham BBRI pun terpantau terkoreksi 2,30 persen atau 100 poin ke level 4.250. 

Kemudian investor asing juga melakukan aksi jual terhadap saham PT JAPFA Tbk.(JPFA) sebesar Rp16,1 miliar. Saham JPFA terpantau turun 4,59 persen atau 95 poin ke level 1.975.

Selain itu saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga dijual asing sebanyak Rp15,7 miliar, dilanjutkan dengan saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) sebesar Rp13,6 miliar, dan diikuti saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebanyak Rp10,1 miliar. 

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan penambahan penderita terjangkit Covid-19 dengan tingkat positivity rate 3 kali lebih tinggi dari standar WHO. Tingkat positivity rate tersebut sudah di atas rata-rata pada Januari 2021 serta meningkatnya jumlah korban meninggal akibat Covid-19 dengan strain baru delta dari India. 

"Sementara itu, di satu pihak vaksin sudah mulai diberikan mencapai sekitar 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia menjadi penghalang IHSG untuk menguat padahal cukup banyak sentimen positif berseliweran di market Indonesia saat ini," paparnya, Selasa (15/6/2021). 

Pasar menunggu data perdagangan Indonesia bulan Mei, di tengah penurunan yield obligasi tenor 10 tahun AS dan Indonesia, apresiasi rupiah terhadap dolar AS serta berlanjutnya net buy Investor Asing.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper