Bisnis.com, JAKARTA - Lo Kheng Hong, investor saham kawakan berbagi tips terkait kapan waktu yang ideal atau tepat untuk membeli saham.
Pria yang dijuluki Warren Buffet asal Indonesia ini, mengungkapkan rahasia waktu tepat untuk membeli saham dalam perbincangannya dengan Lukas Setia Atmaja di akun instgram Lukas (@lukas_setiaatmaja).
Lo Kheng Hong memberikan contoh ketika dirinya membeli saham PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) beberapa waktu silam.
“Saya membeli ketika saya lihat wah ini perusahaan bagus nih. Dapat iklan dari RCTI Rp8 triliun setahun. Labanya besar kemudian valuasinya murah, hanya tinggal Rp200," ujar LKH dalam Instgram @lukas_setiaatmaja yang diunggah, Sabtu (22/5/2021).
Baca Juga
Pak Lo, sapaan akrabnya juga mengaku pernah liat harga tertinggi BMTR pernah menyentuh level Rp2.800. Dia pun membandingkan kinerja BMTR ketika harganya Rp2.800 dengan saat Rp200.
Ternyata, LHK mendapatkan data bahwa kinerja BMTR lebih bagus ketika harganya Rp200.
"Yaudah, langsung saya masuk aja dorong semuanya. Langsung beli 6 persen kepemilikan," papar Lo Kheng Hong.
LKH menyebut tidak begitu suka teori tertentu yang dipakai untuk dalam membeli saham. Menurutnya itu akan menjadi beban cost dan menjadi mahal.
Salah satu teori yang dimaksud adalah dollar cost averaging. Teori tersebut merupakan praktik investasi yang mendorong seorang investor untuk berinvestasi secara rutin dan konsisten setiap periode.
“Kalau saya gak suka tuh teori begitu, yang dianut orang banyak belinya tiap bulan aja rata-rata. Saya kalo udah ketemu Mercy [Mercedez Benz] yang dijual [seharga] Bajaj, langsung saya dorong semuanya. Karena saya takut di Bajaj ini harganya berubah jadi Avanza. Cost saya jadi tambah mahal," imbuhnya.
Selain itu, Lo Kheng Hong juga mamaparkan jika ada saham bagus dengan harga yang bagus, seharusnya tidak dibeli secara bertahap. Justru, dia akan mengambil secara langsung saham tersebut agar harganya tidak berubah jika dia ambil bertahap.
Menurutnya, cara seperti ini efektif dan ideal untuk membeli saham.
“jadi kalo saya liat, satu perusahaan bagus, harga murah. Udah ada Mercy [Mercedez Benz] yang dijual harga, yaudah saya beli aja. Gak berani dong saya beli bertahap-bertahap. Kalau tiap bulan tambah mahal gimana?” tutup Lo Kheng Hong.