Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pasar Modal di Jawa Turun, Sumatra Melaju

Jumlah Single Investor Identification (SID) di Pulau Jawa menurun, Pulau Sumatra justru mencatatkan kenaikan.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, MEDAN - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat terjadi penurunan jumlah Single Investor Identification (SID) di Pulau Jawa.

Hingga 30 November 2020, Pulau Jawa memberi andil sebesar 72,12 persen dari jumlah SID nasional. Adapun, total aset investor saham di Pulau Jawa sebesar Rp2.687 triliun.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), persentase ini mengalami penurunan sebesar 1,8 persen. Pada tahun 2019, Pulau Jawa memberi andil 73,92 persen dengan total aset Rp2.848 triliun.

"Pulau Jawa mengalami penurunan karena jumlah investor saham telah mencapai batas maksimum," kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo pada webinar bertajuk Agility in The New Normal, Rabu (23/12/2020).

Sementara pertumbuhan SID di Pulau Jawa menurun, SID di pulau Sumatra justru merangkak naik. Pulau Sumatra menduduki posisi pulau kedua SID terbanyak setelah Pulau Jawa.

"Jumlah investor di Pulau Sumatra hingga 30 November 2020 memberi andil 15,29 persen dengan nilai aset Rp63,75 triliun," tambah Uriep.

Persentase SID ini meningkat 0,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan cukup signifikan terdapat pada nilai asetnya.

Pada November 2019, total nilai aset investor saham di Pulau Sumatra sebesar Rp49,38 triliun. Dalam kurun waktu satu tahun, nilai aset ini bertambah sebesar 29,1 persen menjadi Rp63,75 triliun.

Data ini dikuatkan oleh pernyataan Direktur KSEI Supranoto Prajogo yang menyebutkan per tanggal 30 November 2020, sebanyak 72,12 persen investor pasar modal di Indonesia berasal dari luar Pulau Jawa.

Apabila dilihat dari sisi demografi, KSEI mencatat hingga tahun 2020, investor saham didominasi oleh investor milenoal berumur 30 hingga 40 tahun. Tak tanggung-tanggung, kelompok umur ini memberi andil 73,83 persen dari total SID nasional.

Dia juga mengatakan 52,09 persen SID melakukan pembukaan rekening melalui Selling Agent Financial Technology.

"Platform digital memang jadi saranan yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal," kata Supranoto, Rabu ( 23/12/2020).

Karenanya, hingga usia yang ke-23 tahun, KSEI terus melakukan digitalisasi infrastruktur untuk pasar modal yang lebih adaptif.

Beberapa upaya digitalisasi yang telah dilakukan KSEI adalah penambahan satu bank administrator rekening nasabah (RDN) yang bekerja sama dengan KSEI. Dengan begitu, terdapat 17 bank yang mendukung RDN pasar modal di Indonesia.

Selanjutnya, ada penambahan sebanyak delapan perusahaan efek yang dapat mendukung program simplifikasi pembukaan rekening saham pada tahun 2020. Total terdapat 19 perusahaan efek uang dapat mendukung proses pembukaan rekening secara online.

KSEI juga mengembangkan eASY.KSEI sebagai platform e-proxy sejak April 2020 lalu. eASY.KSEI ini diklaim telah digunakam oleh 642 emiten di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 633 emiten menggunakan eASY.KSEI untuk penyelenggaraan rapat umum pemegang shaam (RUPS).

Sejak diluncurkan, ada 9.221 investor saham yang menghadiri RUPS secara online lewat platform eASY.KSEI. Dalam waktu dekat, platform tersebut akan dilengkapi e-voting yang memungkinkan investor pasar modal dapat melakukan voting secara elektronik.

KSEI juga telah menyusun 30 program kerja strategis. Beberapa diantaranya adalah pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Uang, dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen Reksa Dana.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper