Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINO Ungkap Alasan di Balik Likuidasi JV dengan Grup Malee

Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono akhirnya membeberkan alasan dibalik likuidasi perusahaan patungan tersebut yakni keterbatasan bahan baku.
Deretan produk perawatan tubuh produksi PT Kino Indonesia Tbk. Segmen perawatan tubuh merupakan salah satu segmen andalan perseroan. /kino.co.id
Deretan produk perawatan tubuh produksi PT Kino Indonesia Tbk. Segmen perawatan tubuh merupakan salah satu segmen andalan perseroan. /kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) mengumumkan likuidasi dua perusahaan patungannya dengan Grup Malee yakni PT Kino Malee Indonesia (KMI) dan Malee Kino (Thailand) Company Limited pada Rabu (17/6/2020).

Kendati demikian, bukan berarti produk perusahaan asal Thailand tersebut tidak beredar lagi di Indonesia.

Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono akhirnya membeberkan alasan dibalik likuidasi perusahaan patungan tersebut yakni keterbatasan bahan baku.   

"Salah satu faktor utama yang menyebabkan kita likuidasi perusahaan (KMI) yang di-setting untuk menjadi manufacturing company adalah kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas setara," ungkap Budi kepada Bisnis, Rabu (17/6/2020). 

Baginya, kualitas buah asal Thailand memang lebih baik. Dengan demikian, jika bahan baku diimportasi, hal ini akan memakan biaya dan tidak tercapai efisiensi yang diinginkan perusahaan. 

Adapun, Budi menjelaskan bahwa sejak awal perseroan memang mendirikan dua perusahaan patungan bersama Grup Malee di Indonesia.  

“Untuk perusahaan yang dilikuidasi ini (KMI) memang belum ada aktivitas operasional dimana peruntukan perusahaan tersebut adalah untuk manufacturing di masa depan,” ujarnya.

Setelah diskusi dengan produsen jus buah kemasan dengan jenama Malee tersebut, perseroan akhirnya memutuskan untuk fokus pada penjualan produk Malee yang diimpor langsung dari Thailand.

“Jadi kerjasama kami masih berlanjut di satu perusahaan joint venture yaitu PT Kino Malee Trading yang melakukan impor produk minuman buah, minuman kelapa serta buah dalam kaleng dengan merk Malee,” jelasnya.

Dia pun menjelaskan bahwa pada dasarnya penjualan produk jus kemasan jenama Malee di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu kurang dari setahun berjalannya importasi operasional. Hal ini dikarenakan produk minuman Malee berada di kelas premium dengan menawarkan kandungan 100 persen jus buah.

Emiten berkode saham KINO tersebut pun percaya akan potensi dari produk Malee tersebut, sehingga perseroan mengambil keputusan untuk terus melanjutkan kerjasama tersebut. Bagi perseroan, keberadaan produk minuman premium tersebut akan melengkapi portofolio produk di segmen tersebut.

KINO Ungkap Alasan di Balik Likuidasi JV dengan Grup Malee

Terkait ekspor, produsen vitamin rambut dengan jenama Ellips itu tentunya masih akan melakukan penjualan produk Kino di Negeri Gajah Putih tersebut dimana sebelumnya pendistribusian tersebut dalam bentuk kerjasama dengan Malee.

“Tapi kami sepakat bahwa akan lebih baik jika Kino melakukan penjualan langsung kepada distributor di Thailand yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang lebih baik mengenai market dari segmen personal care,” sambung Budi.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2020, KMI adalah perusahaan patungan yang didirikan pada 30 November 2017 dan memiliki total aset sebelum eliminasi sebesar Rp43,22 miliar.

Sementara itu, PT Kino Malee Trading (KMT) adalah entitas anak perseroan tidak langsung melalui KMI dengan persentase kepemilikan efektif 51,03 persen. Total aset yang dimiliki KMT adalah Rp16,9 miliar hingga akhir kuartal I/2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper