Bisnis.com, JAKARTA—Melemahnya pasar berimbas pada turunnya transaksi broker sepanjang Februari 2020. Prospek kinerja bulan Maret pun dinilai belum memiliki sinyal positif.
Direktur Mandiri Sekuritas Andy Bratamiharja mengatakan tekanan berat yang melanda hampir seluruh pasar modal di dunia membuatnya tidak berani berspekulasi mengenai prospek kinerja brokerage pada Maret 2020.
‘Tidak ada yang positif, semua koreksi tajam dan belum kelihatan di mana titik terendahnya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/2/2020)
Dia menilai efek domino dari wabah virus corona ini belum terlihat ujungnya. Namun, dia meyakini Indonesia akan terkena imbasnya, apalagi negara-negara yang terdampak seperti China, Jepang, dan Korea Selatan merupakan mitra dagang besar Indonesia.
“Wisman dari ketiga negara tersebut ke Indonesia juga banyak jumlahnya. Jadi ya pasti berat tekanan dampak virus ini terhadap kinerja perusahaan Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tambahnya.
Menurutnya, saat ini sekuritas hanya bisa berhati-hati dan bertahan. Dia mengharapkan isu eksternal seperti wabah Covid-19 dan isu domestik seperti kasus-kasus yang membelit institusi pasar modal dapat dilalui dengan baik.
Baca Juga
“Kita semua harus tetap optimis, biar bagaimanapun. Tetapi memang tidak boleh tidak realistis dan menjanjikan yang tidak-tidak,” ujar Andy.
Hal serupa juga dinyatakan Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha. Dia mengamini bahwa wabah corona dan kasus asuransi menjadi sentimen yang berdampak pada penurunan transaksi Panin Sekuritas sepanjang Februari 2020.
“[kami] Lagi pusing. Marketnya ketularan virus,” kata Prama saat dihubungi Bisnis pekan lalu.
Saat ini strategi yang dapat dilakukan Panin adalah terus menginformasikan perkembangan pasar agar para investor tetap tenang. Selain itu analisis pasar juga terus diberikan untuk membantu investor mengambil sikap.
“[Yang bisa dilakukan adalah] kita terus kasih info ke nasabah,” katanya.