Bisnis.com, JAKARTA—PT Astragraphia Tbk. akan memacu lini bisnis anak usahanya di sektor e-commerce, Astragraphia Xprins Indonesia (AXI), sebagai motor penggerak pertumbuhan top line dan bottom line sebesar 10% tahun ini.
Presiden Direktur ASGR, Harry Halim mengatakan tahun lalu pendapatan bersih perusahaan hanya mampu tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau sebesar Rp4,7 triliun. Sementara itu, raupan laba bersih perseroan juga hanya bertengger pada level 5% senilai Rp270 miliar.
“Hal dikarenakan terjadi penurunan pada unit usaha solusi perkantoran sebesar 12%. Namun, unit usaha solusi teknologi informasi bisa tumbuh 19% disusul dengan unit usaha solusi dokumen bisa mencapai pertumbuhan 9% dengan portofolio Graphic Communication Services sebagai penyokong utama,” katanya usai RUPS, Rabu (10/4/2019).
Adapun, target perusahaan di lini solusi perkantoran tahun lalu sedikit meleset lantaran pembaharuan pelaksanaan LKPP e-government yang terlambat karena adanya pembaruan di pemerintahan dan baru bisa berjalan secara efektif pada kuartal II/2018. Selain itu kompetisi sektor ini semakin sengit dengan jumlah aggregator yang semakin banyak.
Seperti diketahui, melalui AXI, ASGR meberikan layanan e-commerce Business-to- Business (B2B) dan Business-to-Government ( B2G), berupa AXIQoe.com. E-Katalog telah menjadi instrumen baru dalam menciptakan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang terbuka dan efisien. Tak hanya dari pemerintaha, ASGR juga membidik segmen perusahaan dan startup yang ingin memaksimalkan akses belanja online untuk mengatur pengeluaraan belanja kebutuhan kantor mereka agar lebih efisien.
Selanjutnya, strategi perusahaan, tahun ini, lanjut Harry adalah tetap konsisten di sektor bisnis inti sekaligus secara paralel memperluas bisnis digital yang telah dibangun. Jika dulunya kontribusi bisnis utama cukup dominan sebesar 40%, kini kontribusi solusi TekonoIogi Informasi dan solusi perkantoran mulai merata sebesar 30%—45%. “Hopefully yang membuat lebih baik adalah AXI anak usaha di e-commerce, memberikan harapan mendorong pertumbuhan ke depan."
Selain itu, kata dia, perusahaan juga tengah membidik pertumbuhan bisnis percetakan yang berkaitan dengan kemasan (packaging).
Perusahaan terafiliasi dengan PT astra International Tbk. (ASII) itu mengalokasikan belanja modal tahun ini mencapai lebih dari Rp300 miliar guna mendukung dan memperluas unit usahanya. Pendanaan ekspansi akan dirogoh dari kocek internal. ASGR masih optimistis terhadap kondisi cashflow management yang baik untuk mendanai.
“Cashflow awal tahun sekitar Rp220 miliar, sehingga pendanaan internal masih bisa untuk perputaran sepanjang tahun 2019,” tekannya.
ASGR mencatat telah memiliki 32 kantor cabang, 92 titik layanan, dan 514 kota dan kabupaten. Saham ASGR pada perdagangan Rabu (10/4/2019) ditutup melemah 10 poin pada level Rp1.420 dari perdagangan sebelumnya pada level Rp1.430. Saham ASGR diperdagangkan dengan price per earning ratio 7,10 kali dan nilai kapitalisasi sebesar Rp1,92 triliun.