Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ambil Untung, Transaksi Broker Saham Susut

Transaksi broker sepanjang Februari 2019 terpantau mengalami penyusutan. Adapun, aksi ambil untung (profit taking) dari investor dinilai menjadi penekan utama.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Transaksi broker sepanjang Februari 2019 terpantau mengalami penyusutan. Adapun, aksi ambil untung (profit taking) dari investor dinilai menjadi penekan utama.

Berdasarkan data Bloomberg, total gross value seluruh perusahaan sekuritas di Tanah Air selama periode 31 Januari hingga 28 Februari 2019 tercatat Rp390,25 triliun, atau turun 13% dari bulan sebelumnya senilai Rp448,09 triliun. 

Secara tahunan (year-on-year/yoy), nilai transaksi broker masih tumbuh 6,90%.

Janson Nasrial, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas menjelaskan, berkurangnya volume transaksi broker pada bulan kedua tahun ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking).

“Karena Januari juga [IHSG] naiknya terlalu kencang dan itu juga bersamaan dengan penguatan rupiah juga yang paling menguat di Asia Pasifik,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (11/3/2019).

Janson memaparkan, pada Januari juga biasanya terjadi January Effect yang menyebabkan saham melaju kencang. Alhasil, penguatan pada Januari pun memicu profit taking yang dilakukan investor pada akhir Februari atau awal Maret.

Dirinya menilai, penurunan volume transaksi broker pada Februari merupakan penurunan yang wajar karena perolehan modal (capital gain) dari Desember hingga Januari juga cukup signifikan. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai transaksi broker pada Januari tumbuh 24,13% ke level Rp448,09 triliun dari Rp360,96 triliun pada Desember 2018. 

Senada, Head of Research Institusi MNC Sekuritas, Thendra Crisnanda menyampaikan bahwa nilai transaksi broker tercermin oleh pergerakan IHSG.

Adapun, pasar cenderung mengalami peningkatan baik dari sisi value dan volume transaksi broker ketika IHSG naik, kontras ketika indeks turun maka kecenderungan nilai dan volume transaksi broker juga ikut menurun.

IHSG terpantau melemah 1,46% pada Februari, dibandingkan dengan posisi Januari yang tumbuh 5,45%. Sementara di sepanjang Januari—Februari (ytd), indeks tetap naik 4,02%.

“Itu telah menjadi tipikal dari pola pasar di Indonesia. Karena ketika pasar turun, cenderung yang beli itu tidak banyak,” imbuhnya.

Mengacu kepada yang terjadi pada periode yang sama di tahun lalu, Thendra menilai ada pola yang sama. 

Di mana pada Januari terjadi kecenderungan nilai transaksi broker naik signifikan secara bulanan (MoM) dibandingkan dengan Desember tahun sebelumnya. Selanjutnya, pada Februari cenderung lebih volatil dan melemah.

“Jadi seharusnya tidak ada alasan spesifik atas penurunan dan kenaikan volume transaksi,” katanya.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan secara historis memang terjadi kecenderungan penurunan nilai transaksi broker pada Februari.

Namun, penyebab terjadinya penurunan pada Februari kali ini lebih kepada profit taking pelaku pasar.

“Biasanya di awal dan di akhir tahun pelaku pasar cenderung melakukan pembelian, jadi [nilai transaksi broker] meningkat. Bisa dilihat harga saham dan indeks itu cenderung menguat di akhir dan awal tahun,” ujarnya.

Selanjutnya, Reza menambahkan, kondisi pasar cenderung konsolidasi setelah setelah Januari.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper