Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan di Hong Kong mampu kembali berakhir di level penutupan tertinggi baru dalam 22 bulan pada perdagangan hari ini, Rabu (24/5/2017), mengabaikan penurunan peringkat kredit China oleh Moody's.
Indeks Hang Seng ditutup menguat 0,10% atau 25,35 poin ke 25.428,50, setelah dibuka dengan turun tipis 0,08% atau 20,89 poin di posisi 25.382,26.
Sebanyak 28 saham menguat, 16 saham melemah, dan 6 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.
Saham Cathay Pacific Airways Ltd. yang melonjak 6,10% memimpin penguatan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti oleh China Unicorn Hong Kong Ltd. yang melejit 4,28%.
Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service hari ini menurunkan peringkat kredit China menjadi A1 dari sebelumnya Aa3, untuk pertama kalinya sejak 1989.
Penurunan peringkat kredit tersebut mempertimbangkan kekuatan finansial ekonomi negara tersebut yang diperkirakan akan terkikis pada beberapa tahun mendatang seiring melambatnya pertumbuhan dan utang yang terus meningkat.
Baca Juga
Pergerakan saham di daratan utama China turun tajam menyusul laporan tersebut, namun para investor di Hong Kong terlihat lebih optimistis.
“Euforia pasar saat ini adalah suatu hal yang berlawanan bagi mereka,” ujar Hong Hao, kepala penelitian di BOCOM International, seperti dikutip Reuters.
Pernyataannya sehubungan dengan optimisme pasar Hong Kong sebagian ditopang oleh aliran dana masuk terus-menerus dari daratan utama China.
Menurut China Securities Journal, perusahaan broker CICC memperkirakan bahwa aliran dana ke saham-saham Hong Kong dapat mencapai rata-rata 200-400 miliar yuan (US$29 miliar hingga US$58 miliar) selama beberapa tahun ke depan, atau 1-2 miliar yuan dalam setiap hari perdagangan, menurut China Securities Journal.
Pergerakan Indeks Hang Seng
Tanggal | Level | Perubahan |
24/5/2017 | 25.428,50 | +0,10% |
23/5/2017 | 25.403,15 | +0,05% |
22/5/2017 | 25.391,34 | +0,86% |
19/5/2017 | 25.174,87 | +0,15% |
18/5/2017 | 25.136,52 | -0,62% |
Sumber: Bloomberg