Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Hong Kong berakhir di level tertinggi dalam 21 bulan pada perdagangan hari ini, Selasa (9/5/2017), ditopang oleh rebound tajam pada saham sumber daya serta berlanjutnya aliran dana masuk dari daratan utama China.
Indeks Hang Seng ditutup menanjak 1,27% atau 311,12 poin ke 24.889,03, setelah dibuka dengan kenaikan 0,32% atau 79,04 poin di posisi 24.656,95.
Sebanyak 49 saham menguat dan 1 saham melemah dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.
Saham energi menguat 1,4% seiring kenaikan harga minyak mentah di tengah ekspektasi bahwa upaya pemangkasan suplai OPEC akan diperpanjang.
Adapun saham bahan baku melonjak 2,1%.
Saham China Resources Power Holdings Co. Ltd. yang melonjak 5,46% memimpin penguatan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti oleh Galaxy Entertainment Group Ltd. yang melesat 2,88% dan China Life Insurance Co. Ltd. yang melejit 2,60%.
Penguatan Hang Seng hari ini berlawanan dengan tren pada sebagian besar pasar Asia, di saat para investor mencari katalis berikutnya setelah pemilihan presiden Prancis.
Seperti dilansir Reuters, para investor China menggunakan sekitar 15% dari kuota harian melalui link Shanghai-Hong Kong Stock Connect seiring terus mengalirnya dana ke dalam saham-saham Hong Kong.
Sentimen positif untuk pasar di Hong Kong juga mendapat dukungan dari tanda-tanda stabilisasi pada bursa saham China, dengan indeks acuan Shanghai Composite yang mengakhiri rentetan pelemahan selama lima hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,06% ke level 3.080,53, setelah dibuka dengan pelemahan 0,42% di posisi 3.064,85.
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun 0,19% atau 6,28 poin ke 3.352,53, setelah dibuka dengan pelemahan 0,48% di posisi 3.342,60.
Pergerakan Indeks Hang Seng
Tanggal | Level | Perubahan |
9/5/2017 | 24.889,03 | +1,27% |
8/5/2017 | 24.577,91 | +0,41% |
5/5/2017 | 24.476,35 | -0,84% |
4/5/2017 | 24.683,88 | -0,05% |
3/5/2017 | - | - |
Sumber: Bloomberg