Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat terus melemah dan menembus level di atas Rp12.000.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Dorodjatun Kuntjoro Jakti mengatakan ada faktor psikologis yang bermain dan menentukan gerakan rupiah, terutama terkait dengan isu pengurangan (tapering) stimulus moneter bank sentral AS The Federal Reserve.
Dia menekankan angka Rp12.000 bukanlah sesua tu yang harus ditakutkan oleh pasar, mengingat rasio utang Indonesia terhadap PDB masih bagus.
Analis PT Millennium Penata Futures Suluh Adi Wicaksono mengatakan jika dilihat dari siklusnya, sebenarnya permintaan dolar tertinggi biasanya terjadi pada kuartal I sekitar Maret.
“Jadi gelombang permintaan dolar yang tinggi di akhir tahun ini tidak wajar. Terjadi karena kepanikan pasar,” tegasnya.
Namun, dia memprediksi rupiah tidak akan melemah jauh lebih dalam dari level Rp12.000 per dolar AS karena BI pasti akan melakukan intervensi.
Pergerakan Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
19/11 | 11.599 |
20/11 | 11.660 |
21/11 | 11.705 |
22/11 | 11.700 |
25/11 | 11.510 |
26/11 | 11.765 |
27/11 | 11.886 |
28/11 | 12.018 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index, 2013