Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Indeks MSCI dan FTSE Large Cap, Saham Emiten Sinar Mas (DSSA) Terbang

Saham DSSA dari Sinar Mas naik setelah masuk indeks MSCI dan FTSE Large Cap, memicu aliran dana dari investor global. Harga saham naik 21,02% dalam sebulan.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (15/5/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (15/5/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) kian menanjak dalam sebulan terakhir setelah tersengat kabar masuknya emiten besutan konglomerasi Sinar Mas itu ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI dan indeks FTSE Global Equity Series.

Terbaru, FTSE Russell mengumumkan kocok ulang konstituen indeks FTSE Global Equity Series dengan memasukkan saham DSSA ke dalam kategori large cap. 

Berdasarkan data FTSE Russel yang dikutip Selasa (25/8/2025), saham DSSA masuk ke dalam kategori large cap FTSE Global Equity Index Series seri Asia Pacific ex Japan ex China. Hasil rebalancing itu berlaku mulai 19 September dan efektif pada 22 September 2025.  

Untuk saham DSSA yang terafiliasi dengan Grup Sinar Mas, FTSE Russell menyampaikan bahwa saat ini tengah meminta masukan dari para pengguna indeks mengenai risiko kendala dalam mereplikasi perlakuan indeks pada saham DSSA, mengingat potensi bobot yang signifikan atas saham tersebut.  

Hal itu terkait dengan adanya persyaratan collateral sebesar 80% yang diberlakukan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dalam perdagangan saham DSSA. 

FTSE Russell akan menyampaikan pemberitahuan lanjutan mengenai konfirmasi perlakuan indeks bagi DSSA sebelum berakhirnya periode pertanyaan kajian indeks pada 5 September 2025.

Sebelumnya, saham DSSA juga masuk ke dalam indeks MSCI usai rebalancing bulan ini. Sebagaimana diketahui, MSCI telah resmi mengumumkan hasil rebalancing indeks yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Dalam tinjauan terbaru, saham DSSA resmi masuk ke MSCI Global Standard Index.

Di tengah sentimen masuknya saham DSSA ke dalam indeks MSCI dan FTSE, gerak harga saham emiten besutan Sinar Mas ini menanjak. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham DSSA naik 21,02% dalam sebulan perdagangan terakhir ke level Rp79.875 per saham pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (25/8/2025).

Harga saham DSSA kokoh di zona hijau, menguat 115,88% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Saat momen pengumuman masuknya DSSA ke dalam MSCI Global Standard Index awal bulan ini (8/8/2025), harga saham DSSA pun sempat terbang dan menyentuh auto reject atas (ARA). Harga saham DSSA pun menyentuh level penutupan tertinggi atau ATH sejak perseroan melantai di BEI pada 10 Desember 2009.

Meski begitu, harga saham DSSA mencatatkan larinya dana asing atau net sell asing sebesar Rp25,1 miliar dalam sebulan perdagangan terakhir. Di sisi lain, DSSA membukukan nilai beli bersih atau net buy asing sebesar Rp242 miliar sepanjang tahun berjalan. 

Sebelumnya, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menilai masuknya DSSA ke dalam indeks global berpotensi memicu aliran dana masuk signifikan dari passive fund global yang mereplikasi indeks tersebut. 

"Berdasarkan historis kasus serupa, saham yang masuk ke MSCI Global Standard rata-rata mengalami kenaikan volume dan harga pada 1 hingga 2 pekan menjelang effective date, seiring dengan aksi front-running oleh investor ritel dan aktif fund,” ujar Liza kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro