Bisnis.com, JAKARTA — Morgan Stanley Capital International (MSCI) memangkas bobot saham emiten energi Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dalam MSCI Indonesia Index pada tinjauan Agustus 2025.
Keputusan diambil menyusul adanya masukan dari pelaku pasar mengenai ketidakpastian atas porsi free float saham DSSA. MSCI menilai isu ini berpengaruh terhadap bobot proforma perseroan dalam indeks.
Dalam pengumumannya, MSCI menyebut akan menerapkan faktor penyesuaian sebesar 0,5 terhadap Foreign Inclusion Factor (FIF) DSSA. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk mitigasi atas ketidakpastian yang ada.
Sebelumnya, DSSA memiliki FIF sebesar 0,25. Namun, setelah mengalami penyesuaian, nilai FIF DSSA turun menjadi 0,13. Penurunan ini otomatis mengurangi bobot DSSA dalam MSCI Indonesia Index.
“MSCI akan terus memantau perkembangan terkait Dian Swastatika Sentosa dan akan memberikan pembaruan sebelum tinjauan indeks November 2025,” tulis pengumuman resmi MSCI pada Rabu (20/8/2025).
FIF digunakan MSCI untuk menentukan kelayakan dan porsi suatu saham dalam indeks global maupun regional. Angka FIF yang lebih rendah berarti porsi saham yang dianggap tersedia untuk investor asing menjadi lebih kecil.
Baca Juga
MSCI menegaskan perubahan ini akan mulai berlaku pada 21 Agustus 2025. Implementasi akan tercermin dalam dokumen Advanced Corporate Event (ACE) Files yang menjadi acuan pelaku pasar.
Seiring keputusan tersebut, saham DSSA ditutup melemah hingga menyentuh auto reject bawah (ARB). Saham perseroan akhirnya terperosok ke jajaran top losers dengan pelemahan sebesar 13,13% menuju Rp80.225 per saham.
Meski demikian, saham DSSA masih terapresiasi 116,82% sejak awal tahun (year to date/YtD) dan tumbuh 60,77% dalam kurun 3 bulan terakhir.
Sepanjang perdagangan hari in, total volume saham DSSA yang diperdagangkan mencapai 16,33 juta saham dengan nilai Rp1,29 triliun. Total kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp618,18 triliun.
Untuk diketahui, DSSA bersama PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) masuk ke MSCI Global Standard Index. Keduanya menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang bergeser ke ke MSCI Small Cap Index.
_______________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.