Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melirik Saham Penghuni Baru Micro Caps Indeks FTSE

Delapan emiten Indonesia masuk FTSE Global Index micro caps, memicu aliran dana asing dan memperkuat posisi di pasar global.
Dionisio Damara Tonce, Ana Noviani
Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:07
Layar menunjukkan pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.530,90 pada Kamis (24/7/2025). Kenaikan ini ditopang oleh saham bank pelat merah atau BUMN yang kompak menguat./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Layar menunjukkan pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.530,90 pada Kamis (24/7/2025). Kenaikan ini ditopang oleh saham bank pelat merah atau BUMN yang kompak menguat./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Delapan emiten Indonesia masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Series kategori micro caps dalam rebalancing Agustus 2025. Masuknya saham ke indeks global itu diproyeksi menjadi katalis positif aliran dana dari investor asing

FTSE Russel mengumumkan hasil rebalancing pada Jumat (22/8/2025) untuk berlaku mulai 19 September dan efektif pada 22 September 2025. Di kategori micro caps (berkapitalisasi pasar mikro) FTSE Global Equity Index Series seri Asia Pacific ex Japan ex China sebanyak 8 emiten Indonesia masuk dan 7 emiten keluar. 

Merujuk pengumuman FTSE itu, konstituen baru diisi oleh PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. (ULTJ). 

Delapan saham tersebut menggantikan saham-saham yang didepak dari indeks micro cap FTSE, yaitu PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST), PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE), PT IMC Pelita Logistik Tbk. (PSSI), PT Murni Sadar Tbk. (MTMH), PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI), PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID).

Presiden Direktur CLEO, Melisa Patricia menilai masuknya CLEO ke dalam indeks seperti FTSE Global Equity Series dan MSCI menempatkan CLEO dalam radar investor institusi global, sekaligus memperkuat posisi perseroan.

“Kami menyambut baik masuknya CLEO ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series. Pencapaian ini bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga cerminan dari konsistensi kinerja dan kepercayaan pasar terhadap strategi jangka panjang perseroan," ujar Melisa dalam keterangan tertulis pada Senin (25/8/2025).

Menurutnya, kehadiran CLEO dalam indeks akan membuka akses lebih besar terhadap aliran modal asing melalui instrumen investasi berbasis indeks.

Masuknya CLEO ke dalam indeks FTSE Global Equity Series dan MSCI pada tahun ini terjadi di tengah geliat ekspansinya.

Melisa menjelaskan CLEO secara konsisten terus melakukan langkah ekspansi melalui perluasan jaringan pabrik dan penguatan infrastruktur distribusi di wilayah potensial sebagai langkah memenuhi kebutuhan seluruh konsumen di berbagai daerah di penjuru negeri. Tahun ini CLEO berupaya menyelesaikan 3 pabrik baru di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru.

“Dengan keyakinan yang kuat, CLEO terus melangkah secara strategis dan konsisten sebagai bentuk investasi jangka panjang," ujarnya.

Dalam keterangan terpisah, Yudi Hamka, Direktur Utama MNC Kapital, menyampaikan masuknya BCAP ke dalam FTSE Global Equity Index kategori Micro-Cap menegaskan validitas fundamental dan peningkatan exposure di mata investor global. 

“Kami secara konsisten memperkuat posisi di industri keuangan digital nasional, termasuk melalui pengembangan solusi yang relevan dan berdaya saing seperti Flash,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Senin (25/8/2025). 

Sebagai informasi, BCAP resmi memperkenalkan Flash, rebranding dari platform Flash Mobile. Flash merupakan solusi payment gateway generasi baru yang lebih modern, cepat, dan mudah digunakan.

“MNC Kapital akan terus memprioritaskan pengembangan layanan keuangan digital terintegrasi dengan menjadikan MotionBank sebagai super app yang menghadirkan ekosistem finansial lengkap bagi nasabah,” imbuhnya.

Pada perkembangan lain, Bursa Efek Indonesia mencatat aliran masuk investor asing dalam beberapa waktu terakhir. Merujuk data BEI, aksi beli bersih atau net buy asing mencapai Rp6,67 triliun pada pada 11—15 Agustus dan Rp2,73 triliun sepanjang 18—22 Agustus 2025. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo mengatakan ruang penguatan indeks komposit masih terbuka lebar, terutama apabila arus modal asing terus berlanjut. 

Terpisah, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menyampaikan kenaikan IHSG didukung oleh berbagai faktor, mulai dari sentimen pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), rebalancing indeks FTSE dan MSCI, serta proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

“Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia, mengingat pada sepekan lalu juga terjadi inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun,” tutur Indri.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro