Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjut menguat menuju level 8.000 pada perdagangan hari ini, Selasa (26/8/2025). Sejumlah saham pun masuk dalam radar rekomendasi analis.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menjelaskan bahwa optimisme pasar pasca pemangkasan suku bunga Bank Indonesia serta kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September menjadi pendorong utama potensi penguatan indeks komposit.
Pada perdagangan Senin (25/8/2025), IHSG ditutup menguat ke level 7.926,90 atau naik 0,87% pada perdagangan hari ini. Sepanjang hari, indeks diperdagangkan di level 7.915,05–7.951,97. Sebanyak 449 saham menguat, 215 melemah, dan 143 stagnan.
"Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai IHSG masih sehat karena berada dekat level All Time High," tulis Indri dalam keterangan tertulis.
Sejalan dengan prospek penguatan IHSG menuju 8.000, sejumlah saham menjadi rekomendasi pilihan IPOT.
Untuk sektor energi, sekuritas dengan kode broker PD menilai PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) layak beli dengan target harga Rp1.150. Level ini mencerminkan potensi return 9,5% dari harga terakhir Rp1.050 per saham, dengan stop loss di bawah Rp1.015 atau penurunan 3,3%. Dengan kata lain, rasio risk to reward berada di level 1 banding 2,9.
Baca Juga
Secara teknikal, TOBA pada perdagangan terakhir ditutup menguat dengan volume transaksi meningkat. Candlestick juga bertahan di atas garis EMA 5 dan 20, sementara berdasarkan analisis fibonacci, TOBA berpeluang melanjutkan penguatan hingga Rp1.150.
Selain itu, IPOT turut mengincar saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dengan target harga Rp2.600. Proyeksi tersebut mencerminkan return 5,7% dari harga terakhir di Rp2.460. Stop loss ditetapkan di bawah Rp2.400 atau koreksi 2,4%, dengan rasio risk to reward 1 banding 2,3.
Pada perdagangan terakhir, AUTO ditutup membentuk candlestick marubozu disertai volume spike. Level Rp2.400 yang sebelumnya menjadi resistance berhasil ditembus. Jika AUTO mampu bertahan di atas Rp2.500, maka peluang menuju Rp2.600 semakin terbuka.
Untuk sektor energi lainnya, IPOT juga merekomendasikan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dengan target harga Rp1.340 per saham. Level ini memberikan potensi return 8,1% dari harga terakhir Rp1.240, dengan stop loss di bawah Rp1.200 atau koreksi 3,2%. Rasio risk to reward ditetapkan sebesar 1 banding 2,5.
"MEDC tengah berusaha untuk breakout garis EMA 20 dan 50 dan Stochastic oscillator MEDC sudah terjadi golden cross dan masih berada di bawah area overboughtnya. Jika MEDC berhasil breakout dari level Rp1.270 maka MEDC akan menguat hingga level Rp1.340," kata Indri.
Tak hanya dari sisi saham, IPOT juga melirik peluang di pasar surat utang. Indri menyebut obligasi PBS038 menarik untuk dibeli setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuannya menjadi 5%. Prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed menambah daya tarik instrumen ini. PBS038 dinilai sensitif terhadap perubahan suku bunga, dengan harga saat ini di level 100,65 dan tenor yang masih cukup panjang.
Selain rekomendasi saham dan obligasi, IPOT juga menyoroti sejumlah rilis data global yang bisa memengaruhi sentimen pasar pekan ini. Data consumer confidence AS bulan Agustus diperkirakan naik tipis ke 98 dari sebelumnya 97,2. Sementara itu, initial jobless claims pada minggu ke-3 Agustus diproyeksikan naik ke 236.000 dari sebelumnya 235.000. Adapun core PCE price index AS untuk Juli diperkirakan tetap berada di level 0,3%.
Dari sisi sektoral, Indri menambahkan bahwa pada perdagangan pekan lalu hanya dua sektor yang mencatatkan pelemahan. Sektor infrastruktur menjadi yang terlemah dengan koreksi 1,79%. Sebaliknya, sektor industri menjadi penopang utama IHSG dengan penguatan 4,68%.
Penguatan sektor industri terutama ditopang oleh kenaikan saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang memiliki bobot besar di indeks.
"Kenaikan saham ASII disebabkan oleh adanya optimisme pasar atas rencana strategic review yang mencakup strategi akuisisi dan divestasi aset yang berpotensi besar berimbas pada pembagian dividen yang besar," terangnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.