Bisnis.com, JAKARTA — First Resources Limited mengumumkan pelaksanaan penawaran tender wajib atas saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) senilai maksimal Rp376,47 miliar menyusul akuisisi mayoritas saham perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, periode penawaran tender wajib berlangsung pada 26 Agustus–24 September 2025, dengan jadwal pembayaran pada 3 Oktober 2025.
Penawaran dilakukan atas sebanyak-banyaknya 207,65 juta saham atau sekitar 6,19% dari modal ditempatkan dan disetor penuh ANJT. Harga tender ditetapkan Rp1.813 per saham, sama dengan harga akuisisi yang dilakukan First Resources pada 6 Mei 2025.
Saat itu, perseroan asal Singapura tersebut membeli 3,06 miliar saham atau 91,17% kepemilikan ANJT dari PT Austindo Kencana Jaya, PT Memimpin Dengan Nurani, serta George Santosa Tahija dan Sjakon George Tahija. Nilai pembelian mencapai Rp5,54 triliun, menjadikan First Resources sebagai pengendali baru ANJT.
“Sesuai ketentuan dalam POJK No.9/2018, harga penawaran tender wajib ditetapkan sebesar Rp1.813 per saham,” tulis keterbukaan informasi ANJT, Senin (25/8/2025).
Jika mengacu pada rata-rata harga tertinggi harian dalam 90 hari perdagangan sebelum pengumuman negosiasi, harga saham ANJT berada di Rp861,75 per saham. Artinya, harga Rp1.813 hampir dua kali lipat dibanding rerata harga pasar sebelum akuisisi.
Baca Juga
First Resources menjelaskan tender wajib ini hanya bertujuan memberi kesempatan bagi investor publik untuk melepas saham. Perseroan menegaskan tidak memiliki rencana delisting, go private maupun mengubah kebijakan dividen.
Setelah tender selesai, kepemilikan First Resources berpotensi naik menjadi 97,36% dari total saham ANJT, sementara porsi publik bisa hilang jika seluruh saham dilepas.
Meski demikian, First Resources wajib melepas kembali saham ke publik minimal sebesar porsi yang diperoleh dalam tender, agar tetap memenuhi aturan free float BEI.
Pengendali baru menyampaikan bahwa langkah akuisisi ANJT merupakan bagian dari strategi integrasi vertikal, dengan memperkuat pasokan bahan baku kelapa sawit untuk mendukung lini hilir grup First Resources. Rencana ekspansi meliputi peremajaan tanaman, perluasan kebun, dan integrasi operasional dengan fasilitas pengolahan.
Pelaksanaan tender wajib ini menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai perusahaan efek dan PT Datindo Entrycom sebagai biro administrasi efek. Transaksi saham akan dilakukan melalui mekanisme crossing di Bursa Efek Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.