Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-Pilih Saham Properti CTRA, BSDE, PWON di Tengah Sikap Dovish BI

Pemangkasan suku bunga BI memicu optimisme di sektor properti. Saham CTRA, BSDE, dan PWON direkomendasikan beli oleh sejumlah analis.
Ana Noviani, Dionisio Damara Tonce
Jumat, 22 Agustus 2025 | 11:15
Logo BSD City milik Grup Sinar Mas Land./Istimewa
Logo BSD City milik Grup Sinar Mas Land./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Tren pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia diproyeksi turut berimbas terhadap sektor properti. Sejumlah saham emiten di sektor tersebut menarik untuk dicermati oleh investor. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Bank Indonesia sudah memangkas BI Rate sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024. Sikap dovish bank sentral itu menggiring BI Rate bertengger di level 5% saat ini.

Salah satu sektor yang sensitif suku bunga ialah sektor properti. Di pasar saham, indeks IDX Properties & Real Estate tercatat menguat 10,99% sepanjang tahun berjalan 2025 hingga Rabu (21/8/2025).

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menambahkan bahwa sektor properti menjadi salah satu yang cukup potensial karena mulai memperlihatkan perbaikan. 

Menurutnya, keputusan BI untuk memangkas suku bunga acuan sejalan dengan proyeksi pelonggaran moneter The Fed pada September mendatang yang diperkirakan menurunkan Fed Funds Rate (FFR) sekitar 20 bps. 

“Bank Indonesia telah melihat peluang dari potensi kebijakan pelonggaran moneter yang akan dilakukan The Fed pada September, sehingga BI cenderung menerapkan kebijakan preemptive dan forward-looking dengan terlebih dahulu menurunkan suku bunga acuan pada Agustus,” pungkas Nafan.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan saham sektor properti mendapatkan katalis positif dari turunnya suku bunga karena memunculkan ekspektasi meningkatnya penjualan.

Sejumlah analis memberikan rekomendasi yang beragam terhadap saham emiten-emiten properti berskala besar, seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON). 

Dalam riset terbaru, analis MNC Sekuritas M. Rudy Setiawan menyampaikan rekomendasi hold untuk saham BDSE dengan target harga Rp950 per saham. 

Menurut Rudy, BSDE tetap percaya diri untuk mencapai target prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp10 triliun pada tahun ini. Optimisme itu didukung oleh strategi peluncuran produk, ekspansi jaringan pemasaran, dan berlanjutnya insentif PPN DTP sebesar 100% untuk properti. 

Di sisi lain, prospek BSDE dibayangi oleh risiko daya beli yang lebih rendah, perubahan kebijakan suku bunga, dan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Pada 2025, BSDE diestimasi membukukan penurunan pendapatan menjadi Rp12,93 triliun dan laba bersih Rp2,66 triliun. 

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 19 analis merekomendasikan beli dan 4 analis menyarankan hold terhadap saham BSDE. Rekomendasi beli untuk BSDE disampaikan oleh analis Sinarmas Sekuritas Christine Nathania dengan target harga Rp1.160 dan analis Maybank Sekuritas Kevin Halim dengan target harga Rp1.050 per saham. 

Selanjutnya, rekomendasi untuk saham CTRA juga didominasi oleh rekomendasi beli dari 19 analis dan 2 analis merekomendasikan hold. Analis Ina Sekuritas Arief Machrus menyarankan beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp1.400 per saham. 

Target harga serupa juga disematkan oleh analis CLSA Jonathan Mardjuki dengan rekomendasi akumulasi. Senada, analis Maybank Investment Kevin Halim juga merekomendasikan beli untuk saham Maybank Investment dengan target harga Rp1.300 per saham. 

Mayoritas analis yang mengulas Pakuwon Jati juga memberikan rekomendasi beli. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, 20 analis menyarankan beli dan 1 analis hold terhadap saham PWON. 

Analis Valbury Asia Sekuritas Steven Gunawan merekomendasikan beli terhadap saham PWON dengan target harga Rp480. Rekomendasi beli juga diberikan oleh analis Maybank Sekuritas Kevin Halim dengan target harga Rp580 dan analis Macquarie Indra Cahya dengan target harga Rp500 per saham. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro