Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intiland (DILD) Bocorkan Strategi Bisnis, Sahamnya Dikoleksi Lo Kheng Hong

Intiland (DILD) fokus pada strategi deleveraging untuk efisiensi pembiayaan, mengurangi utang 14% hingga Juni 2025. Sahamnya dikoleksi Lo Kheng Hong.
Masterpland Batang Industrial Park (BIP), salah satu proyek kawasan industri di Batang, Jawa Tengah, besutan emiten properti  PT Intiland Development Tbk (DILD). /Intiland.
Masterpland Batang Industrial Park (BIP), salah satu proyek kawasan industri di Batang, Jawa Tengah, besutan emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD). /Intiland.
Ringkasan Berita
  • PT Intiland Development Tbk. (DILD) menjalankan strategi deleveraging untuk mengurangi utang dan meningkatkan efisiensi pembiayaan.
  • Perusahaan berhasil menurunkan total utang sebesar 14% dan beban bunga sebesar 16,7% dalam 3 tahun terakhir, meskipun pendapatan dan laba mengalami penurunan.
  • Investor Lo Kheng Hong memiliki lebih dari 5% saham DILD, dengan nilai kepemilikan mencapai Rp86,48 miliar per 1 Agustus 2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) tengah berupaya menjalankan strategi deleveraging untuk efisiensi pembiayaan. Targetnya utang perseroan kian terkikis.

Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono mengatakan DILD secara konsisten terus memperkuat neraca keuangan melalui strategi deleveraging selama 3 tahun terakhir. Tujuannya, perusahaan berfokus untuk melakukan efisiensi pembiayaan. 

Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan pelunasan, pengurangan, maupun refinancing beban utang, serta bunga serta penjualan aset non-core sehingga lebih efisien.

Seiring dengan geliat strategi deleveraging, DILD tercatat mengalami penyusutan utang. Hingga 30 Juni 2025 atau pada semester I/2025, total utang DILD tercatat sebesar Rp4,38 triliun, menyusut Rp687 miliar, atau sebesar 14% dibandingkan posisi per 31 Desember 2022 yang tercatat mencapai Rp5,06 triliun. 

“Turunnya jumlah utang ini mencerminkan keberhasilan upaya kami dalam mengelola kewajiban keuangan secara berkelanjutan dan memperbaiki struktur finansial perusahaan,” kata Archied dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (8/8/2025).

Selain itu, beban bunga juga turun 16,7% dalam 3 tahun terakhir. Pada 2022, DILD membayar beban bunga pinjaman sebesar Rp518,1 miliar dan 2023 turun menjadi Rp489,9 miliar. Penurunan tersebut berlanjut pada 2024 dengan jumlah beban bunga sebesar Rp431,8 miliar. Per 30 Juni 2025, beban bunga DILD tercatat sebesar Rp176,3 miliar. 

Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun semakin susut. Pada 2022, rasio utang terhadap ekuitas DILD masih mencapai 61,1%. Kemudian, DER menjadi 58,5% pada 2023, dan menjadi 50,3% pada 2024. Per semester I/2025, rasio utang terhadap ekuitas DILD itu kembali menurun menjadi 47%. 

Archied menjelaskan strategi deleveraging merupakan wujud komitmen DILD dalam menjaga stabilitas dan struktur finansial. Upaya struktur biaya yang efisien dan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri menurutnya menjadi faktor penting dalam memperbaiki kinerja keuangan secara keseluruhan dan menjaga rasio-rasio keuangan tetap sehat.

“Selain mendorong kinerja penjualan, fokus penting kami saat ini adalah menjalankan strategi deleveraging secara disiplin, mulai dari pelunasan, pengurangan, refinancing pinjaman berbunga tinggi, hingga divestasi aset non-core. Langkah ini akan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan beban bunga dan penguatan struktur permodalan,” ujarnya.

Namun, berdasarkan laporan keuangan terbarunya, DILD mencatatkan penurunan pendapatan dan laba. DILD membukukan pendapatan usaha senilai Rp1,21 triliun pada semester I/2025, turun 10,80% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semester I/2024 senilai Rp1,36 triliun. 

DILD juga mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp12,56 miliar, turun 96,57% yoy dari sebelumnya Rp366,85 miliar. Meski begitu, EBITDA naik dari 22% pada semester I/2025 menjadi 28% pada semester I/2025.

Sebagai informasi, Intiland Development (DILD) merupakan salah satu saham yang dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong hingga kepemilikan di atas 5%. LKH tercatat menggenggam DILD sebanyak 686.416.700 saham. Dengan mengacu harga penutupan 1 Agustus, nilai saham Pak Lo di DILD mencapai Rp86,48 miliar.

Kepemilikan ini terbagi di lima sekuritas yakni Sucor Sekuritas (AZ), Korea Investment and Sekuritas Indonesia (BQ), MNC Sekuritas (EP), Sinarmas Sekuritas (DH), Pluang Maju Sekuritas (RO), dan Panin Sekuritas (GR). Kepemilikan saham terbesar DILD oleh Pak Lo melalui Sinarmas Sekuritas dengan 532,96 juta lembar dan terkecil melalui Pluang sebanyak 700 helai.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro