Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) mencatat pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp673,4 miliar pada akhir semester I/2025. Segmen kawasan industri memberi kontribusi paling signifikan.
DILD mencatat marketing sales Rp673,4 miliar atau naik 29,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan semester I/2024.
Adapun, sebagian besar penyumbang utama prapenjualan berasal dari penjualan segmen kawasan industri mencapai Rp447,4 miliar atau setara dengan 66% dari total pendapatan pengembangan. Pencapaian segmen kawasan industri itu melesat 249,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp128,1 miliar.
Selanjutnya, penjualan segmen kawasan perumahan Rp133,8 miliar atau berkontribusi sebesar 20% dari keseluruhan. Realisasi ini juga lebih rendah dibandingkan semester I/2024 yang senilai Rp290 miliar.
Sementara segmen mixed-use & high rise tercatat Rp92,2 miliar atau 14% dari keseluruhan. Realisasi ini menurun dari Rp101,3 miliar pada semester I/2024.
Dari sisi proyek, proyek Batang Industrial Park dan pergudangan Aeropolis Technopark, Banten, disebut tetap menjadi motor utama pertumbuhan kinerja di segmen kawasan industri.
Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono mengatakan realisasi itu mencerminkan permintaan pasar terhadap lahan industri yang tumbuh di saat segmen properti lainnya masih menghadapi tantangan.
Dia pun menegaskan bahwa segmen kawasan industri akan tetap menjadi salah satu pilar unggulan dalam strategi pertumbuhan perseroan tahun ini. Hal itu ditopang oleh daya tarik kawasan industri Intiland yang terus meningkat seiring dengan tren relokasi dan ekspansi industri yang membutuhkan infrastruktur siap pakai serta lokasi yang strategis.
"Permintaan terhadap lahan industri terus tumbuh secara konsisten, baik dari pelaku industri dalam negeri maupun investor asing. Hal ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan pengembangan kawasan industri Perseroan ke depan," kata Archied.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, DILD berencana mengembangkan kawasan industri baru di daerah Jombang, Jawa Timur. Pengembangan kawasan industri baru ini rencananya akan dimulai pada akhir 2025. Saat ini, Archied menyebut perseroan sedang dalam tahapan mencari anchor tenant yang akan menjadi investor utama kawasan industri tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, DILD membukukan pendapatan usaha senilai Rp1,21 triliun. Realisasi itu turun 10,80% secara tahunan yoy dari semester I/2024 senilai Rp1,36 triliun.
Selanjutnya, beban pokok penjualan dan beban langsung DILD ditekan 16,79% yoy menjadi Rp791,34 miliar dari sebelumnya Rp951,12 miliar. Alhasil laba kotor naik 3,03% yoy menjadi Rp424,64 miliar.
DILD mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp12,56 miliar atau turun 96,57% yoy dari sebelumnya Rp366,85 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.