Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Medco (MEDC) Anjlok 81,52% Semester I/2025, Ini Penyebabnya

Medco Energi Internasional (MEDC) membukukan penurunan laba bersih pada semester I/2025 disebabkan oleh penurunan harga minyak dan kontribusi negatif dari AMMN.
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi dan migas keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan penurunan laba bersih pada semester I/2025 disebabkan oleh penurunan harga minyak dan kontribusi negatif dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, MEDC mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$37,36 juta pada paruh pertama tahun ini. Laba bersih itu anjlok 81,52% year-on-year (YoY) dari US$202,27 juta pada semester I/2024. 

Penurunan keuntungan itu sejalan dengan penjualan yang turun tipis pada semester I/2025. Pendapatan MEDC sepanjang Januari—Juni 2025 tercatat sebesar US$1,13 miliar dari US$1,16 miliar pada periode yang sama 2024. 

Roberto Lorato, CEO MedcoEnergi, mengatakan kinerja perseroan pada paruh pertama tahun ini menunjukkan ketahanan finansial portofolio Medco, meskipun terjadi penurunan harga minyak yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. 

“Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi akretif atas tambahan 24% hak partisipasi di Wilayah Kerja (PSC) Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi,” tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).

MEDC mencatat EBITDA sebesar US$623 juta turun 4% dari US$650 juta pada semester I/2024, meskipun rata-rata harga realisasi minyak turun 14% dari US$81 per barel menjadi US$70 per barel. Rata-rata harga realisasi gas tetap stabil di angka US$7 per mmbtu.

Lorato menambahkan Amman Mineral Internasional (AMMN) membukukan rugi bersih sebesar US$31 juta, turun signifikan dari laba bersih sebesar US$99 juta pada 6 bulan pertama 2024, disebabkan keterlambatan proses commissioning smelter baru dan fasilitas pemurnian logam mulia

“Laba bersih tercatat sebesar US$37 juta akibat penurunan harga realisasi minyak, kontribusi negatif dari AMMN, dan biaya dry hole sebesar US$8,9 juta.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro