Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Tak Berdaya Turun 0,27% ke 7.531

IHSG turun 0,27% ke 7.531 pada 31 Juli 2025, meski didukung sentimen positif domestik dan global. Kapitalisasi pasar BEI tercatat Rp13.593,15 triliun.
Dwi Nicken Tari,Ibad Durrohman
Kamis, 31 Juli 2025 | 09:08
Layar menunjukkan pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.530,90 pada Kamis (24/7/2025). Kenaikan ini ditopang oleh saham bank pelat merah atau BUMN yang kompak menguat./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Layar menunjukkan pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.530,90 pada Kamis (24/7/2025). Kenaikan ini ditopang oleh saham bank pelat merah atau BUMN yang kompak menguat./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada awal perdagangan hari ini, Kamis (31/7/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 0,27% ke level 7.531 pada pukul 09.05 WIB. Sebanyak 206 saham menguat, 214 saham melemah, dan 211 saham diperdagangkan stagnan.

Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp13.593,15 triliun.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai bahwa kinerja solid IHSG dalam beberapa pekan terakhir ditopang oleh kombinasi sentimen domestik dan global yang membaik.

"Dari sisi domestik, pelaku pasar merespons positif data-data ekonomi seperti inflasi yang tetap terjaga, surplus neraca dagang, serta ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan laba emiten di semester II/2025," ujar Felix, Selasa (29/7/2025).

Felix juga menambahkan bahwa meskipun arus dana asing masih tinggi, ada peluang terjadinya penyusutan tekanan net sell di pasar saham. Potensi aliran masuk dana asing juga tetap terbuka seiring penguatan indeks.

Secara teknikal, breakout IHSG ke level tertinggi baru turut mendorong peningkatan minat beli dari investor ritel maupun institusi lokal. Dari sisi global, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal IV/2025 memperkuat selera risiko investor terhadap aset emerging markets, termasuk Indonesia.

"Kami memproyeksikan arus dana asing masih berpeluang positif di semester II/2025, meskipun tetap akan bersifat selektif dan sensitif terhadap perkembangan global seperti suku bunga dan tensi geopolitik," kata Felix.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro