Bisnis.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membukukan penurunan pendapatan dan laba pada periode enam bulan pertama tahun ini, namun INCO mencatat kenaikan volume produksi nikel matte sebesar 12% menjadi 18.557 metrik ton pada kuartal II/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, INCO mencatat pendapatan senilai US$426,73 juta atau setara dengan Rp6,00 triliun (kurs Rp16.400 per dolar AS) per 30 Juni 2025. Realisasi ini turun 10,86% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$478,75 juta per 30 Juni 2024.
Adapun, beban pokok pendapatan berkurang relatif lebih rendah sebesar 4,93% yoy menjadi US$396,58 juta dari posisi sebelumnya US$417,16 juta.
Laba bruto perseroan tercatat turun 51,03% yoy menjadi US$30,15 juta dari sebelumnya US$61,58 juta. Sedangkan laba usaha anjlok 81,54% yoy menjadi US$9,02 juta dari sebelumnya US$48,87 juta.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 32,29% yoy menjadi US$25,24 juta atau Rp413,93 miliar dari sebelumnya US$37,28 juta.
Dari sisi neraca aset, total aset INCO pada akhir semester I/2024 turun 0,20% sejak awal tahun (year-to-date/ytd) menjadi US$3,17 miliar. Perinciannya, liabilitas turun 0,22% ytd menjadi US$442,77 juta dan ekuitas berkurang 14,14% ytd menjadi US$2,72 miliar.
Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan peningkatan volume produksi nikel matte sebesar 12% menjadi 18.557 metrik ton pada kuartal II/2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu 16.576 metrik ton.
Secara akumulasi, produksi nikel dalam matte Vale sepanjang semester I/2025 mencapai 35.584 metrik ton, naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 34.774 metrik ton.
Seiring peningkatan produksi, pengiriman nikel matte Vale juga meningkat dari 17.096 ton pada kuartal I/2025 menjadi 18.023 ton pada kuartal II/2025.
Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer INCO Abu Ashar mengatakan, perseroan optimistis terhadap prospek produksi ke depan. Perusahaan pun menargetkan total produksi nikel matte sekitar 71.234 ton untuk 2025 ini, meningkat dari target tahun lalu.
"Hal ini mencerminkan kinerja operasional yang stabil dan peningkatan efisiensi produksi," kata Abu Ashar melalui keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).
Dia pun menuturkan, harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II/2025 mencapai US$12.091 per ton, sedikit meningkat dibandingkan US$11.932 pada kuartal sebelumnya.
Menurutnya, kenaikan harga yang moderat, dikombinasikan dengan volume pengiriman yang lebih tinggi, berkontribusi pada peningkatan total pendapatan, yakni mencapai US$220,2 juta pada kuartal II/2025. Angka ini meningkat 7% dari kuartal sebelumnya, yakni US$206,5 juta.
Namun, kata dia, INCO berhasil mempertahankan EBITDA pada tingkat yang sehat sebesar US$40,0 juta dengan laba bersih positif sebesar US$3,5 juta untuk kuartal II/2025.
Di sisi lain, INCO mencatat kas dan setara kas mencapai US$506,7 juta pada kuartal II/2025, turun dari US$601,4 juta dibanding kuartal sebelumnya.
Menurut Rizky, penurunan ini mencerminkan belanja modal sekitar US$96,4 juta pada kuartal II/2025, dibandingkan dengan US$128,1 juta pada kuartal I/2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.