Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola jaringan minimarket Alfamidi milik konglomerat Djoko Susanto PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp390,51 miliar pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, laba perseroan menanjak 20,27% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama 2024 sebesar Rp324,7 miliar.
Lonjakan laba bersih seiring dengan pendapatan MIDI yang naik 5,99% YoY menjadi Rp10,37 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp9,78 triliun pada semester I/2024. Pendapatan terbesar MIDI berasal dari segmen usaha di luar Pulau Jawa yakni Rp4,86 triliun, tumbuh 21,78% YoY.
Sementara, segmen usaha MIDI di Jabodetabek dan Jawa di luar Jabodetabek lesu. Pendapatan MIDI di Jabodetabek mencapai Rp4,04 triliun, turun 8,8% YoY. Lalu, pendapatan MIDI di Jawa luar Jabodetabek turun 2,1% YoY menjadi Rp1,45 triliun.
MIDI membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp7,73 triliun pada semester I/2025, naik dibanding Rp7,18 triliun pada semester I/2024.
Baca Juga : Daya Tahan dan Peluang Saham Alfamart (AMRT) |
---|
Kemudian, laba kotor Alfamidi mencapai Rp2,63 triliun pada paruh pertama 2025, naik dibandingkan dengan laba kotor Alfamidi pada paruh pertama 2024 sebesar Rp2,59 triliun.
Dari sisi neraca, MIDI telah membukukan aset sebesar Rp8,33 triliun dengan liabilitas sebesar Rp4,18 triliun pada periode yang berakhir 30 Juni 2025. Adapun, ekuitas perseroan mencapai Rp4,14 triliun.
Di tengah kinerja keuangannya, harga saham MIDI stagnan sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025 hingga pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (30/7/2025) di level Rp430 per saham. Namun dalam tiga bulan terakhir, harga saham MIDI telah menanjak 10,26%.