Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau turun tipis pada perdagangan awal pekan, Senin (28/7/2025), setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa mengumumkan tercapainya kesepakatan tarif, meredakan kekhawatiran akan potensi perang dagang yang dapat merugikan kedua perekonomian.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,27% menjadi US$3.328,21 per ons. Sementara itu, harga emas Comex turun 0,11% ke level US$3.388,60 per ons.
Harga emas mencatat penurunan mingguan sebesar 0,4% pada pekan lalu seiring dengan sikap investor mencermati prospek ekonomi global pasca kesepakatan tersebut. Berdasarkan perjanjian itu, hampir seluruh ekspor Uni Eropa, termasuk mobil, akan dikenai tarif dasar sebesar 15%.
Namun, sejumlah pertanyaan masih menggantung terkait cakupan kesepakatan, termasuk dampaknya terhadap logam, yang dapat menimbulkan tantangan dalam implementasinya.
Di tengah berbagai negara yang masih berpacu mengamankan kesepakatan dagang dengan AS sebelum tenggat 1 Agustus, investor juga menantikan perkembangan negosiasi dengan China.
South China Morning Post melaporkan bahwa kedua negara diperkirakan akan memperpanjang gencatan tarif selama tiga bulan, merujuk pada sumber anonim, menjelang pertemuan tingkat tinggi yang dijadwalkan mulai Senin di Stockholm.
Harga emas telah menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini, didorong oleh ketidakpastian seputar upaya agresif Presiden AS Donald Trump dalam merombak tatanan perdagangan global, serta konflik yang masih berlangsung di Ukraina dan Timur Tengah.
Setelah mencetak rekor tertinggi di atas US$3.500 per ons pada April, laporan terbaru dari Commodity Futures Trading Commission menunjukkan bahwa manajer dana kini meningkatkan posisi beli (bullish) ke level tertinggi dalam 16 pekan terakhir.
Pelaku pasar kini mengalihkan fokus pada serangkaian rilis data ekonomi penting pekan ini, yang diperkirakan akan menjadi penentu arah pasar dan ekonomi hingga akhir tahun.
Meski Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya, pernyataan bank sentral akan menjadi sorotan untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter ke depan. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil bunga.