Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Prajogo ke Salim, Ini Daftar 12 Emiten Konglomerat Paling Cuan!

Saham konglomerat Indonesia seperti BRPT, DCII hingga SSIA mencatat kenaikan signifikan, didorong oleh prospek cerah di sektor energi dan aksi beli strategis.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mencatat kenaikan tertinggi sebesar 256,83% dalam 3 bulan terakhir, didorong oleh prospek cerah di sektor energi terbarukan dan petrokimia.
  • PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mengalami kenaikan 223,75% berkat aksi beli Grup Djarum dan potensi masuk ke dalam MSCI Small Cap Index.
  • PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mencatat kenaikan 130,84% dengan pendapatan semester I/2025 mencapai Rp1,33 triliun, didominasi oleh jasa colocation.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.comJAKARTA — Saham-saham milik grup konglomerasi Tanah Air mencatatkan reli signifikan dalam 3 bulan terakhir. Emiten milik Grup Barito, Grup Sinar Mas, hingga Grup Djarum bersaing ketat dalam daftar saham paling cuan hingga perdagangan Jumat (25/7/2025).

Berdasarkan data RTI Infokom, emiten terafiliasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menjadi jawara dengan lonjakan harga saham mencapai 256,83% dalam 3 bulan terakhir menuju Rp2.480 per saham.

Riset Union Bank of Switzerland (UBS) menyebutkan BRPT memiliki prospek cerah di sektor energi terbarukan serta petrokimia berkat entitas anak PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA).

Analis UBS Timothy Handerson dan Warayut Luangmettakul menyatakan posisi BREN sebagai pemain terbesar di industri energi terbarukan Indonesia, dengan kapasitas 965 MW pada 2024, akan berkontribusi positif terhadap BRPT.

“Kami menilai prospek pertumbuhan BRPT kuat seiring target perseroan untuk mencapai kapasitas 1,8-2,4 GW pada 2027 hingga 2032, yang akan didorong oleh proyek panas bumi ataupun angin,” ujarnya dikutip Minggu (27/7/2025).

Dari sisi petrokimia, anak usaha BRPT yakni TPIA juga masih menjadi produsen terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 4,2 juta ton per tahun. Namun, profitabilitas segmen ini sempat tertekan dua hingga tiga tahun terakhir akibat kelebihan pasokan global, khususnya dari ekspansi masif di China.

UBS memperkirakan perbaikan bertahap akan terjadi dalam siklus petrokimia global, yang didorong oleh melambatnya ekspansi kapasitas di China, pemulihan permintaan global, serta volatilitas akibat faktor geopolitik.

Kembali ke daftar saham konglomerasi paling cuan, emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) yang terafiliasi dengan Grup Djarum berada di peringkat kedua dengan kenaikan 223,75% ke Rp2.590 per saham.

Kenaikan ini tidak terlepas dari aksi beli Grup Djarum yang akhirnya mendorong potensi emiten kawasan industri tersebut untuk masuk ke dalam daftar MSCI Small Cap Index pada tinjauan Agustus 2025.

Riset Samuel Sekuritas Indonesia yang disusun oleh Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi menyebutkan penyedia indeks global Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan mengumumkan hasil peninjauan indeks pada 7 Agustus 2025, dengan implementasi efektif pada 27 Agustus 2025.

Dalam konteks ini, SSIA dinilai berpeluang masuk MSCI seiring lonjakan harga sahamnya yang mencapai 82% month to date (MtD). Kenaikan sebagian besar didorong oleh aksi pembelian saham sebesar 5,89% oleh Grup Djarum.

Kenaikan harga lantas mendorong kapitalisasi pasar free float SSIA menjadi US$618 juta, jauh di atas ambang batas US$250 juta yang disyaratkan MSCI.

Selain itu, nilai transaksi harian dalam 12 bulan mencapai US$1,8 juta per hari atau melampaui ambang batas sebesar US$1,0 juta per hari. Adapun rasio AVTR (adjusted traded value ratio) juga di atas ambang batas 10%.

“Masuknya saham ke dalam indeks MSCI berpotensi meningkatkan visibilitas di kalangan investor global, serta menarik aliran dana pasif dari reksa index-tracking fund yang pada akhirnya bisa memicu pembalikan tren jual asing menjadi beli bersih,” ujar Ahnaf dan Prasetya dalam riset terbarunya. 

Seiring dengan potensi tersebut, Samuel Sekuritas menyematkan rekomendasi beli saham SSIA dengan target harga baru sebesar Rp4.000. Estimasi ini melonjak dari target harga sebelumnya yakni Rp2.000 per saham.  

Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu

SAHAM KONGLOMERAT LAIN

Sementara itu, peringkat ketiga ditempati oleh saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik Grup Prajogo Pangestu yang melejit 137,21% ke Rp1.530.

Adapun saham pusat data PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang dikendalikan Toto Sugiri dan Anthoni Salim menguat 130,84% menuju level Rp346.725 per saham. Kenaikan terjadi seiring rilis kinerja perusahaan pada semester I/2025.

Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni 2025, DCII meraih pendapatan Rp1,33 triliun atau naik 80,95% secara tahunan (year on year/YoY). Mayoritas berasal dari jasa colocation senilai Rp1,25 triliun dan pendapatan lain-lain Rp83,8 miliar.

Sementara itu, pendapatan dari pihak ketiga berkontribusi sebesar Rp1,3 triliun, dengan pendapatan dari pihak berelasi sebesar Rp27,9 miliar.

DCII juga tercatat mencetak beban pokok pendapatan sebesar Rp539,3 miliar, naik hingga 69,47% secara tahunan dari Rp318,2 miliar. Dengan jumlah beban pokok tersebut, DCII mencetak laba bruto sebesar Rp794,7 miliar.

Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lain, DCII mencatatkan laba bersih sebesar Rp616,9 miliar atau melonjak hingga 105,99% YoY. Laba per saham juga ikut terkerek dari Rp126 menjadi Rp259 per saham.

Posisi berikutnya ditempati oleh saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA). Saham yang memiliki afiliasi dengan Happy Hapsoro, suami Ketua DPR RI Puan Maharani ini, mencetak kenaikan sebesar 98,51% menuju level Rp133.

BUVA diketahui akan melakukan aksi penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue  sebanyak-banyaknya 4,8 miliar saham baru, dengan nominal Rp50 per lembar.

Berikut daftar saham konglomerat dengan kenaikan tertinggi dalam 3 bulan: 

  1. 1. BRPT (Prajogo Pangestu): +256,83%
  2. 2. SSIA (Grup Djarum): +223,75%
  3. 3. CUAN (Prajogo Pangestu): +137,21%
  4. 4. DCII (Toto Sugiri & Anthoni Salim): +130,84%
  5. 5. BUVA (Happy Hapsoro): +98,51%
  6. 6. PTRO (Prajogo Pangestu): +54,70%
  7. 7. DSSA (Grup Sinar Mas): +52,78%
  8. 8. PANI (Sugianto Kusuma): +66,67%
  9. 9. RATU (Happy Hapsoro): +41,46%
  10. 10. BREN (Prajogo Pangestu): +35,40%
  11. 11. WIFI (Hashim Djojohadikusumo): +22,32%
  12. 12. RAJA (Happy Hapsoro): +21,67%

 _________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro