Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Anjlok Imbas Kabar Kesepakatan Dagang Uni Eropa-AS

Harga emas melemah menyusul kabar bahwa AS dan Uni Eropa menyepakati tarif perdagangan 15%, menekan permintaan aset lindung nilai.
Pengiriman emas batangan perdana PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Antam/Dok. Freeport Indonesia
Pengiriman emas batangan perdana PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Antam/Dok. Freeport Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia melemah setelah muncul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) semakin mendekati kesepakatan tarif sebesar 15%, yang menekan permintaan terhadap aset lindung nilai.

Melansir Reuters pada Kamis (24/7/2025), harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi US$3.394,64 per troy ounce. Sebelumnya, harga sempat menyentuh titik tertinggi sejak 16 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka emas AS turun 1,3% ke level US$3.397,60 per ounce.

Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities melihat ada kesepakatan dagang dengan Jepang dan kemungkinan dengan UE. Artinya, tidak akan ada tarif balasan besar dari Uni Eropa. 

"Hal ini mendukung minat risiko... pasar saham juga bergerak cukup baik,” katanya.

Dua diplomat mengonfirmasi bahwa UE dan AS tengah bergerak menuju kesepakatan dagang yang akan memberlakukan tarif impor sebesar 15% terhadap barang-barang UE yang masuk ke AS.

Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump juga menandatangani kesepakatan dagang dengan Jepang untuk menurunkan tarif impor mobil, sebuah sinyal positif dalam upaya diplomasi tarif yang lebih luas di berbagai front.

Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, biasanya menguat dalam kondisi penuh ketidakpastian atau ketika suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegang aset ini menjadi lebih kecil.

Namun, pasar saat ini tidak memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve, pada bulan Juli. Kendati demikian, independensi The Fed dinilai mulai terancam oleh tekanan politik yang meningkat, menurut mayoritas ekonom dalam survei Reuters.

Pada perkembangan lain, harga perak di pasar spot turun tipis 0,1% menjadi US$39,24 per ounce, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam hampir 14 tahun.

Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals menuturkan, kenaikan harga perak belakangan ini didorong oleh kombinasi permintaan industri yang kuat, defisit pasokan yang terus berlangsung, serta meningkatnya minat investor. 

“Kenaikan yang menembus level US$40 bisa terjadi jika harga emas terus menanjak, dolar AS kembali melemah, atau jika terjadi pengetatan pasokan lebih dalam—terutama jika premi fisik mulai naik lagi di pasar-pasar utama Asia," ujarnya.

Sementara itu, harga platinum turun 2,1% menjadi US$1.411,63 per ounce dan harga paladium turun 0,2% ke US$1.271,98 per ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro