Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menghijau, Nasdaq Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Bursa saham AS ditutup menguat meski sempat tertekan laporan yang menyebut Presiden AS Donald Trump akan memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat tipis pada Rabu (16/7/2025), dengan Nasdaq Composite mencatat rekor meski sempat tertekan laporan yang menyebut Presiden AS Donald Trump akan memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Melansir Reuters, Kamis (17/7/2025), seluruh indeks utama Wall Street ditutup menguat. Indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 52,69 poin atau 0,26% ke level 20.730,49, mencetak rekor kelima dalam enam sesi terakhir.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 231,49 poin atau 0,53% menjadi 44.254,78, sedangkan S&P 500 naik 19,94 poin atau 0,32% ke posisi 6.263,70.

Menjelang tengah hari perdagangan, indeks S&P 500 dan Nasdaq sempat anjlok lebih dari 1%, sementara dolar AS jatuh dan imbal hasil obligasi melonjak setelah Bloomberg mengutip seorang pejabat Gedung Putih anonim yang menyatakan Trump tengah mempertimbangkan pergantian pucuk pimpinan The Fed.

Laporan serupa juga dirilis Reuters dari sumber berbeda, yang menyebut Trump terbuka dengan opsi tersebut.

Namun, Trump segera membantah kabar itu meskipun tetap melontarkan kritik terhadap Powell karena enggan memangkas suku bunga. Bantahan tersebut membantu memulihkan sentimen pasar saham.

Sejak Trump mengumumkan kebijakan tarif pada April lalu, pasar saham AS justru terus menanjak, dengan S&P 500 mencatat rekor terbaru pekan lalu.

Namun, kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan pemecatan Powell sebelum masa jabatannya berakhir Mei mendatang masih membayangi, apalagi Trump telah berulang kali menyatakan ketidakpuasannya terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

Indeks volatilitas CBOE yang dikenal sebagai "indeks ketakutan" Wall Street sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan menyusul kabar pemecatan tersebut, meskipun kemudian kembali turun.

Chief Investment Officer CalBay Investments Dylan Bell mengatakan meskipun risiko volatilitas dari berita-berita mendadak tetap ada, kondisi ekonomi AS secara keseluruhan yang positif tetap menjadi penentu utama arah pasar.

“Independensi The Fed sangat penting bagi perekonomian kita secara keseluruhan, jadi pasar bereaksi ketika berita utama pertama kali muncul," kata Bell.

Di tengah tekanan politik terhadap The Fed, para pejabat bank sentral masih bersikap hati-hati. Mereka menunggu kejelasan apakah kebijakan tarif Trump terhadap mitra dagang AS akan memicu inflasi yang lebih tinggi.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic memperingatkan bahwa tekanan harga mulai terlihat akibat lonjakan bea impor.

Inflasi menjadi sorotan pekan ini. Data harga produsen yang dirilis Rabu menunjukkan pertumbuhan yang stagnan pada Juni, karena kenaikan harga barang akibat tarif diimbangi oleh pelemahan harga jasa.

Sehari sebelumnya, data inflasi konsumen yang di atas ekspektasi telah lebih dulu mengikis harapan akan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif—yang sebagian dipicu oleh tarif Trump.

Di tengah musim laporan keuangan, hasil kinerja bank-bank besar belum sepenuhnya menggairahkan pasar. Goldman Sachs naik 0,9% setelah mencetak lonjakan laba 22%, namun Bank of America dan Morgan Stanley justru turun masing-masing 0,3% dan 1,3% meskipun juga membukukan kenaikan laba.

Saham sektor semikonduktor melemah setelah sebelumnya menguat karena kabar Nvidia mendapat izin menjual chip H2O ke China. Indeks semikonduktor terkoreksi 0,4% dari level tertinggi 12 bulan yang dicapai sehari sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro