Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ANTM, AMRT, BMRI, BRPT & INDF Masuk Underlying SSF

BEI memasukkan saham ANTM, AMRT, BMRI, BRPT dan INDF sebagai underlying baru untuk produk kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF).
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menambah lima saham sebagai underlying baru untuk produk kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) mulai perdagangan Senin (14/7/2025). 

Lima saham baru yang masuk daftar underlying adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). 

Dengan demikian, total ada 10 saham underlying SSF. Selain nama-nama baru itu, terdapat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Astra International Tbk. (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan penambahan ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan likuiditas dan kedalaman pasar modal. 

“Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berharap investor memiliki lebih banyak alternatif instrumen investasi untuk menyesuaikan strategi investasinya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (14/7/2025).

Dia menambahkan pemilihan saham baru ini  mempertimbangkan sektor-sektor yang memperlihatkan performa kuat dalam kondisi ekonomi yang dinamis.

Kelima saham tambahan tersebut juga diharapkan menjawab kebutuhan investor dalam melakukan lindung nilai (hedging) dan optimalisasi keuntungan portofolio melalui pemanfaatan fitur leverage dan fleksibilitas transaksi.

Sejak diluncurkan, SSF terus mencatatkan tren pertumbuhan. Hingga Juni 2025, volume transaksi mencapai 2.175 kontrak dengan nilai Rp1,02 miliar. Jumlah investor derivatif juga meningkat 142% dari tahun sebelumnya menjadi 359 investor, sementara jumlah kontrak SSF tumbuh sebesar 19% dibandingkan total 2024.

“BEI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pelaku pasar agar lebih memahami manfaat dan mekanisme bertransaksi produk derivatif,” kata Jeffrey. 

BEI juga mendorong partisipasi dari Anggota Bursa yang memiliki izin derivatif agar lebih banyak investor dapat mengakses dan memanfaatkan produk SSF secara optimal.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper