Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat United Tractors (UNTR) Jaga Kinerja di Tengah Lesu Harga Batu Bara

United Tractors (UNTR) berupaya menjaga kinerja di tengah penurunan harga batu bara dengan meningkatkan efisiensi operasional.
Jajaran Direksi PT United Tractors Tbk. (UNTR) dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (24/4/2024). /Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.
Jajaran Direksi PT United Tractors Tbk. (UNTR) dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (24/4/2024). /Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.
Ringkasan Berita
  • PT United Tractors Tbk. (UNTR) berfokus pada operational excellence untuk menjaga efisiensi dan produktivitas di tengah penurunan harga batu bara.
  • UNTR mencatatkan pendapatan bersih Rp68,5 triliun pada semester I/2025, meskipun laba bersih turun 15% menjadi Rp8,1 triliun akibat penurunan kinerja segmen kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara.
  • UNTR tetap berkomitmen membagikan dividen meskipun kinerja tertekan, dan menghadapi tantangan persaingan alat berat dari China serta risiko perubahan regulasi di sektor pertambangan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) terus berupaya mencetak pertumbuhan kinerja, di tengah harga komoditas batu bara yang tertekan dan persaingan di segmen alat berat. Sejumlah upaya dilakukan UNTR hingga pertengahan 2025.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menjelaskan dengan tren penurunan harga batu bara sejak awal tahun, UNTR menjaga operational excellence yang akan membantu efisiensi dan produktivitas perseroan.

“Perseroan menjaga operational excellence yang akan membantu efisiensi dan produktivitas operasi baik di lingkup bisnis jasa pertambangan maupun di operasi tambang batu bara milik perseroan,” kata Sara belum lama ini.

Di sisi lain, dengan fluktuasi harga batu bara sejak awal tahun, Sara menuturkan UNTR saat ini hanya dapat memantau perkembangan harga.

Adapun tahun ini, UNTR diketahui menargetkan penjualan batu bara sebesar 13,7 juta ton. Target ini naik dari tahun 2024 yang sebesar 13 juta ton batu bara.

Sara menuturkan sampai saat ini, UNTR belum memiliki rencana untuk merevisi target penjualan batu bara perseroan di tengah tren harga yang menurun.

Di segmen bisnis alat berat, manajemen UNTR sebelumnya mengatakan kehadiran produk alat berat China menjadi salah satu tantangan bagi perseroan. Meskipun demikian, UNTR menuturkan hal ini diiringi oleh peningkatan kualitas dari produk alat berat buatan Jepang seperti Komatsu.

UNTR diketahui menargetkan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 4.600 unit, naik dari tahun 2024 yang sebanyak 4.500 unit. Hingga Juni 2025, UNTR membukukan penjualan Komatsu sebanyak 2.728 unit, naik dari realisasi semester I/2024 sebanyak 2.147 unit.

Sampai semester I/2025, UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun pada paruh pertama 2025. Pendapatan ini naik 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp64,5 triliun.

Manajemen UNTR menjelaskan pendapatan ini sebesar Rp26,1 triliun berasal dari segmen kontraktor penambangan, 7% lebih rendah dari semester I/2024, lalu sebesar Rp20,9 triliun dari segmen mesin konstruksi, yang naik 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian sebesar Rp13,4 triliun dari segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi, atau 14% lebih rendah dari paruh pertama 2024. Sisanya sebesar Rp7,0 triliun didapatkan UNTR dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya, atau naik 60% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.

Adapun laba bersih UNTR turun 15% menjadi Rp8,1 triliun. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen kontraktor penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah.

Namun, penurunan segmen bisnis ini sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya serta mesin konstruksi.

Meskipun membukukan penurunan laba bersih, UNTR memastikan akan tetap membagikan dividen meskipun kinerja perseroan mengalami tekanan.

Sara menuturkan secara historis, setiap tahun UNTR menjalankan pembagian dividen interim.

“Mengenai waktunya dan besarnya, saya tidak dapat sampaikan karena rencana ini harus disampaikan terlebih dahulu ke Bursa dan OJK,” ujar Sara, Kamis (7/8/2025).

Sara juga melanjutkan meskipun kinerja UNTR mengalami tekanan pada tahun ini, UNTR masih tetap membukukan laba. Menurut Sara, hal ini membuat UNTR tetap dapat membagikan dividen ke pemegang saham.

“Sekalipun kinerja UNTR mengalami tekanan, namun seperti dapat dilihat dari kinerja semester I/2025, UNTR masih membukukan laba, sehingga tetap dapat membagikan dividen kepada pemegang saham,” tutur Sara.

Sebagai informasi, UNTR tercatat tidak pernah absen membagikan dividen interim sejak tahun 2006. Nilai dividen interim terbesar yang dibagikan UNTR adalah sebesar Rp818 per saham, pada 22 Oktober 2022.

Sejak 2006, UNTR juga tercatat tidak pernah membagikan dividen dengan rasio kurang dari 40%.

Alat berat Komatsu
Alat berat Komatsu

Tantangan

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey dalam risetnya menjelaskan Panin Sekuritas menurunkan rekomendasi terhadap UNTR menjadi hold dengan hasil kinerja semester I/2025. Sementara itu, target harga atau target price untuk UNTR tetap pada harga Rp26.000 per saham.

Menurut Andhika, rekomendasi tersebut diturunkan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Hal-hal tersebut seperti persaingan ketat pada segmen alat berat dengan pemain dari China yang dapat menggerus market share Komatsu lebih dalam.

“Lalu, cash cost per unit yang diekspektasi naik karena tekanan harga batu bara diiringi dengan penurunan volume produksi batu bara,” tuturnya.

Adapun pertimbangan lainnya adalah risiko perubahan regulasi yang menjadi tantangan di sektor pertambangan.

Sementara itu, pandangan berbeda diberikan oleh Arief Machrus dari Ina Sekuritas. Ina Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham UNTR, dengan target harga pada level Rp30.450 per saham.

Menurut Arief, prospek UNTR ditopang oleh operasi yang stabil, peningkatan produktivitas, dan neraca keuangan yang solid.

“Dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, UNTR tetap berada pada posisi yang baik untuk pertumbuhan jangka panjang,” tulis Arief.

Di sisi lain, Riset JP Morgan yang ditulis Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan kawan-kawan memberikan rekomendasi netral untuk saham UNTR, dengan target harga yang diturunkan menjadi Rp23.000 per saham dari sebelumnya sebesar Rp24.000 per saham.

JP Morgan menuturkan menyukai eksposur pertambangan UNTR yang terdiversifikasi dari batu bara, emas, dan ekspansi terbaru ke nikel.

“Namun, kami melihat ketidakpastian yang meningkat terhadap visibilitas laba dan ketahanan arus kas UNTR, terutama dengan mempertimbangkan pelemahan harga batu bara yang berkelanjutan serta kenaikan biaya di tambang emas Martabe,” kata JP Morgan.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro