Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berpotensi menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sejumlah BUMN. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan terus menarik minat grup konglomerat untuk IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan BEI saat ini tengah menyusun kajian strategis mengenai IPO yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai narasumber.
“Pihak-pihak tersebut mencakup grup usaha besar, perusahaan potensial IPO, investor institusi maupun ritel, serta lembaga pemerintah,” ujar Nyoman, Senin (23/6/2025).
Dia melanjutkan, kajian ini bertujuan untuk memahami minat perusahaan berskala besar terhadap IPO, menggali tantangan dan ekspektasi pelaku usaha, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar.
Di samping itu, lanjutnya, BEI memiliki unit kerja khusus yang secara aktif mendampingi perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan dengan skala aset besar, baik swasta, BUMN, maupun BUMD, dalam mempersiapkan IPO.
Pendampingan dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan profesi penunjang pasar modal.
Baca Juga
“Inisiatif ini diharapkan dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat proses transformasi menuju perusahaan terbuka,” ujar Nyoman.
Lebih lanjut, Nyoman menyampaikan sampai dengan 20 Juni 2025, terdapat tiga Calon Perusahaan Tercatat dalam pipeline BEI, termasuk CDIA yang berpotensi mencatatkan saham dengan kategori IPO lighthouse. CDIA berencana untuk melakukan pencatatan saham pada tahun 2025.
Nyoman melanjutkan, BEI sendiri menargetkan lima IPO lighthouse pada tahun 2025. Dari target tersebut, saat ini telah tercatat tiga perusahaan, yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Sebagai informasi, Anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) menggelar initial public offering (IPO) dengan membidik dana maksimal Rp2,37 triliun.
CDIA akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham biasa dengan nominal sebesar Rp100 per saham dalam penawaran umum perdana saham. Saham tersebut mewakili 10% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dalam IPO ini, CDIA membanderol harga penawaran di rentang Rp170 hingga Rp190 per saham. Alhasil, dana segar yang berpotensi diraup CDIA sekitar Rp2,12 triliun hingga Rp2,37 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.