Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) bakal menggelar RUPSLB pada Rabu (18/6/2025) untuk membahas 15 mata acara, termasuk perombakan komisaris dan direksi, serta perubahan penggunaan dana IPO.
Berdasarkan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dikutip Rabu (18/6/2025), GOTO meminta persetujuan atas perubahan penggunaan dana hasil initial public offering (IPO).
Sebagai informasi, GOTO mendapat tanggal efektif IPO pada 30 Maret 2022 dan menerima hasil bersih IPO senilai Rp13,57 triliun. Hingga akhir 2024, GOTO masih menggenggam sisa dana IPO Rp1,48 triliun.
Terkait dengan mata acara tersebut, GOTO mengusulkan perubahan rencana penggunaan dana IPO untuk modal kerja Velox Digital Singapore Pte. Ltd. (VDS) sekitar 5% dari dana hasil IPO perseroan atau sebesar Rp678,72 miliar.
Manajemen GOTO menjelaskan realisasi dana IPO untuk modal kerja VDS telah mencapai Rp274,86 miliar sehingga masih terdapat dana alokasi sebesar Rp403,85 miliar.
Dana itu akan direalokasi untuk modal kerja GOTO sebesar Rp300 miliar dan modal kerja PT Dompet Anak Bangsa (DAB) yang menaungi GoPay sebesar Rp103,85 miliar.
Selain itu, GOTO juga berencana mengubah alokasi dana IPO untuk modal kerja Go Viet Technology Trading Joint Stock Company (GVT) sekitar 5% dari dana hasil IPO perseroan atau sebesar Rp678,72 miliar.
Dari alokasi itu, realisasi dana IPO GOTO untuk GVT telah mencapai Rp273,96 miliar. Dengan demikian, masih terdapat sisa alokasi sebesar Rp404,75 miliar yang diusulkan untuk dialihkan ke PT Dompet Anak Bangsa (DAB).
GOTO menjelaskan GVT sudah tidak lagi beroperasi secara komersial sehingga lagi memerlukan alokasi dana tersebut.
“Berdasarkan perhitungan internal perseroan diperlukan tambahan pendanaan untuk PT DAB yang akan digunakan untuk pengembangan dan inovasi produk, program pemasaran untuk akuisisi pelanggan, peningkatan teknologi pendukung dan biaya operasional,” tulis manajemen GOTO dikutip Rabu (18/6/2025).
Manajemen GOTO menambahkan PT DAB saat ini sedang terus mengembangkan dan memperkuat bisnis usahanya sehingga memerlukan dana yang cukup besar.
Oleh karena itu, GOTO merencanakan agar PT DAB untuk menerima realokasi sisa dana hasil IPO dengan jumlah total sebesar Rp508,61 miliar.
Perombakan Komisaris dan Direksi GOTO
Selain mata acara tersebut, GOTO juga akan membahas perombakan dewan komisaris dan direksi perseroan dalam RUPSLB. Dalam rapat itu, GOTO meminta persetujuan atas pengunduran diri Garibaldi ‘Boy’ Thohir sebagai Komisaris perseroan, Nila Marita Indreswari sebagai Direktur, Thomas Kristian Husted sebagai Wakil Direktur Utama, dan Pablo Malay sebagai Direktur perseroan.
Sebagai tindak lanjut atas pengunduran diri tersebut, GOTO mengusulkan sejumlah nama untuk mengisi kursi direksi dan komisaris yang kosong.
Dalam RUPSLB tersebut, GOTO mengusulkan pengangkatan Pablo Malay sebagai Komisaris perseroan. Dengan demikian, Malay akan menduduki kursi Komisaris GOTO yang dilepas oleh Boy Thohir.
Selanjutnya, GOTO mengusulkan pengangkatan lima nama direksi baru, yaitu Sudhansu Raheja, R.A. Koesoemohadiani, Wuzhen (William) Xiong, Monica Lynn Mulyanto, dan Ade Mulyana sebagai Direktur perseroan.
Saat ini, Raheja menjabat sebagai Head of Consumer Payments GoPay, Koesoemohadiani sebagai Head of Corporate Secretary GOTO, Xiong sebagai Group Chief Technology Officer GOTO, Monica menjabat sebagai Group Chief Human Resources Officer GOTO, dan Ade sebagai Chief of PPGR & Corporate Affairs GOTO.
GOTO juga mengusulkan pengalihan tugas dan wewenang Catherine Hindra Sutjahyo dari posisi Direktur menjadi Wakil Direktur Utama perseroan.
Tiga mata acara RUPSLB GOTO yang lain ialah persetujuan pengalihan saham hasil pembelian kembali melalui pelaksanaan program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris.
Selanjutnya, persetujuan atas rencana pembelian kembali saham perseroan (shares buyback) sesuai dengan POJK 29/2023 untuk periode tahun 2025—2026 senilai maksimal US$200 juta atau Rp3,3 triliun.
Agenda terakhir, yaitu persetujuan pembatalan atas peningkatan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.