Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melalui serangkaian pengujian teknis terhadap proyek Lumut Balai 2, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akhirnya berhasil melakukan sinkronisasi terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada proyek ini.
Sinkronisasi ini dilakukan terhadap 10% dari total daya terpasang di Lumut Balai 2, yang mencapai total 55 Mega Watt (MW). Hal ini dilakukan sebagai upaya perseroan menuju tahap operasi komersial Lumut Balai 2 yang ditargetkan berlangsung pada bulan ini.
Direktur Operasional Pertamina Geothermal Ahmad Yani menerangkan, dengan sinkronisasi ini, PGEO akan mulai melakukan penyaluran listrik ke jaringan PLN, yang juga menandai dimulainya kontribusi proyek ini terhadap kinerja keuangan perseroan.
“Sinkronisasi ini merupakan langkah penting di mana listrik dari pembangkit mulai disalurkan ke jaringan listrik PLN. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan tahap commisioning operation date sesuai target waktu dan menghadirkan kontribusi nyata terhadap bauran energi bersih nasional,” kata Ahmad Yani dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).
Jika sesuai target, PLTP Lumut Balai 2 akan berkontribusi terhadap penambahan kapasitas panas bumi di area Lumut Balai. Nantinya, total kapasitas di area tersebut akan mencapai 110 MW. Unit ini diproyeksikan bakal memproduksi sekitar 481 Giga Watt (GW) listrik per tahun.
Sebelumnya, Manager Corporate Communication & CSR Pertamina Geothermal Muhammad Taufik
menerangkan, PGEO tengah menyiapkan sejumlah proyek strategis dalam menyambut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025—2034. Perseroan bahkan mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi untuk itu.
Baca Juga
Proyek tersebut antara lain pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas terpasang 55 mega watt (MW), Hululain Unit 1 & 2 berkapasitas 110 MW, hingga sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
”Kontribusi ini merupakan bentuk nyata dukungan PGE terhadap target RUPTL yang mendorong penambahan 5,2 GW energi panas bumi secara nasional,” katanya beberapa waktu lalu.
Proyek Lumut Balai 2, kata Taufik, sedang memasuki tahap akhir. Target rampungnya proyek ini adalah pada akhir Juni.
Saat ini, perseroan tengah menyelesaikan tahapan uji teknis dan persiapan operasi komersial agar proyek ini dapat rampung sesuai target. Sementara itu, proyek Hululais 1 & 2 diproyeksikan rampung pada 2027.
PGEO juga berupaya keras untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana sebab PGEO memiliki perjanjian dengan PLN untuk menyediakan suplai uap sebesar 110 MW.
Selain itu, PGEO juga telah mengidentifikasi sumber panas bumi baru di 10 wilayah kerja panas bumi (WKP). Taufik menerangkan, pihaknya tengah melakukan kajian teknis dan evaluasi secara menyeluruh untuk menentukan prioritas eksplorasi agar bisa bertahan secara jangka panjang.
”Meskipun RUPTL menjadi salah satu acuan, fokus kami melampaui sekadar pemenuhan target tersebut,” katanya.