Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilau Harga Emas Makin Terang Meski Ada Kesepakatan Dagang AS-China

Harga emas masih menguat meski kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China telah menemukan titik kesepakatan.
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat meski Amerika Serikat dan China telah menyetujui rencana besar untuk meredakan ketegangan perdagangan selama pembicaraan di London.

Dilansir Bloomberg, di pasar spot hari ini (11/6/2025) pukul 12.31 WIB, harga emas menguat 0,52% ke level US$3.340,89. 

Penguatan emas ini di luar prediksi setelah AS dan China mengatakan mereka telah menyetujui rencana untuk meredakan ketegangan perdagangan selama pembicaraan di London.

Emas batangan pada level US$3.340 per ons ini setara naik hampir 1% untuk minggu ini.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan perwakilan perdagangan China Li Chenggang mengatakan kedua belah pihak telah menyetujui secara prinsip kerangka kerja untuk menerapkan konsensus yang mereka capai di Jenewa.

Peredaman ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia seharusnya berdampak negatif bagi aset safe haven seperti emas, dan kurangnya pergerakan turun pada emas batangan menunjukkan investor sedang menunggu lebih banyak perkembangan.

Logam mulia telah melonjak lebih dari seperempat tahun ini karena Presiden Donald Trump memulai kebijakan tarif yang agresif dan juga mengguncang lanskap geopolitik. Bank sentral telah menjadi pembeli emas yang antusias karena mereka berusaha untuk beralih dari aset AS.

Secara keseluruhan, indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,1%. Perak naik mendekati level tertinggi dalam 13 tahun, sementara platinum naik ke level tertinggi dalam empat tahun. Paladium juga naik.

Investor menantikan lelang obligasi pemerintah AS pada hari Kamis, dengan permintaan yang lemah berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper