Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak turun karena para pedagang memantau dengan saksama perundingan AS-China, yang hasilnya dapat meredakan ketegangan perdagangan dan meningkatkan ekonomi global, mengurangi permintaan untuk aset lindung nilai (safe haven) seperti emas.
Melansir Bloomberg pada Rabu (11/6/2025), harga emas di pasar spot turun 0,12% menjadi US$3.319,47 per ons pada pukul 6.26 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 0,3% pada US$3.343,40 per ons.
Kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,2% terhadap para pesaingnya juga membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Direktur perdagangan logam di High Ridge Futures David Meger menyebut selama beberapa sesi terakhir harga emas sedikit menurun dari level tertinggi baru-baru ini. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh optimisme terhadap ekspektasi negosiasi antara China dan AS, Inggris, dan Rusia.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pembicaraan dengan China berjalan dengan baik dan diperkirakan akan berlangsung sepanjang hari. Dia menyebut pada hari kedua, baik Amerika dan China berusaha mencari terobosan pada kontrol ekspor yang mengancam keretakan baru antara negara adikuasa.
Kesepakatan perdagangan dapat mengurangi daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman, karena cenderung berkembang di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi sebagai penyimpan nilai.
Baca Juga
"Investor menunggu penurunan harga terjadi, seperti sekitar $3.100 per ons, tetapi saat ini kita hanya menunggu dan melihat apa yang akan terjadi dari perundingan dengan China," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures
Sementara itu, investor tengah menantikan data Indeks Harga Konsumen AS pada Rabu waktu setempat.
Pada perkembangan lain, harga perak spot turun 0,5% menjadi $36,53 per ons. Sementara itu, harga platinum turun 0,5% menjadi $1.213,08, setelah mencapai level tertinggi sejak Mei 2021. Adapun, harga paladium turun 1,2% menjadi $1.061,85.
"Kenaikan harga platinum didukung oleh kombinasi kekhawatiran pasokan, minat spekulatif, dan peningkatan yang lebih luas di seluruh kompleks logam mulia," kata Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Jerman.
Dia menambahkan, paladium tertinggal terutama karena basis permintaannya yang lebih sempit dan daya tarik investasi yang lebih lemah.