Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Pengerek Harga Ethereum (ETH) pada Mei 2025

Harga token Ether (ETH) mengalami kenaikan sekitar 50% sejak awal Mei 2025.
Potret token Ethereum (ETH). / Bloomberg-Angel Garcia
Potret token Ethereum (ETH). / Bloomberg-Angel Garcia

Bisnis.com, JAKARTA - Ekosistem blockchain Ethereum sedang banjir sentimen positif dari pasar, didorong kesuksesan pembaruan jaringan, hingga riuh perdebatan atas julukan barunya sebagai 'minyak digital'. Harga token Ether (ETH) pun meroket sekitar 50% sejak awal Mei 2025.

Sekadar info, berdasarkan data Coinmarketcap, harga ETH pada akhir Mei 2025 bertahan di kisaran US$2.600 sampai US$2.700, melonjak drastis ketimbang harga awal bulannya di kisaran US$1.800. Harga ETH terlihat mulai naik sejak 7 Mei 2025 alias resmi diluncurkannya upgrade Pectra.

Namun, selain didorong momentum positif usai kesuksesan upgrade jaringan, ada juga beberapa sentimen lain yang sukses mendorong permintaan ETH, dan secara umum kembali mengukuhkan posisinya sebagai Altcoin terbaik dalam lanskap kripto. 

Berikut berbagai alasan lonjakan ETH pada Mei 2025 yang telah Bisnis rangkum dari berbagai sumber:

Berkah Pembaruan Jaringan

Seiring statusnya sebagai salah satu jaringan sepuh dalam lanskap blockchain berbasis smart contract, Ethereum juga mendapat tekanan berat dari para kompetitornya atau sering disebut 'Ethereum Killer', terutama dalam perlombaan sisi skalabilitas, kecepatan transaksi, dan efisiensi biaya dalam jaringan. 

Pasalnya, masifnya pertumbuhan para jaringan Ethereum Killer dalam beberapa tahun belakangan, seperti Solana (SOL), Binance Smart Chain (BSC), Polkadot (DOT), Cardano (ADA), atau Avalanche (AVAX), mulai membawa kesan bahwa Ethereum telah usang, dan sulit berkembang karena sudah telanjur besar. 

Oleh karenanya, upgrade Pectra menjadi salah satu momentum yang diantisipasi pasar, dengan harapan Ethereum mampu mengambil kembali ceruk adopsi penggunaan dunia nyata dan iklim pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) kripto. 

Pectra rencananya membawa serangkaian peningkatan teknis signifikan dari sisi execution layer dan consensus layer. Sebelumnya, para pengembang inti Ethereum mengajukan 11 perubahan teknis yang akrab disebut Ethereum Improvement Proposals (EIP) itu dalam Pectra.

EIP yang dinilai paling atraktif oleh pasar, antara lain EIP-7251 yang intinya mengubah batas efektif staking validator dari 32 ETH menjadi 2048 ETH. Ini mengatasi fenomena jumlah validator berlebihan dalam jaringan Ethereum. Para pemilik ETH jumbo yang melakukan aktivitas staking pun bisa lebih efisien, karena tidak perlu menjalankan banyak node. 

Buat ekosistem jaringan layer 2 (L2) Ethereum seperti Arbitrum, ImmutableX, Base, atau Polygon, terdapat pembaruan lewat EIP-7623 dan EIP-7691 yang bertujuan meningkatkan efisiensi penyimpanan data, dan secara umum harapannya meningkatkan skalabilitas jaringan utama Ethereum.

Selain itu, ada juga EIP-7702 yang memungkinkan externally owned account (EOA) menjalankan kode smart contract secara sementara ketika transaksi berlangsung, dengan harapan transaksi dalam jaringan menjadi lebih efektif. 

Berdasarkan analisis Pintu Academy, beberapa perubahan dalam upgrade Pectra membawa sentimen positif di kalangan pasar, karena peningkatan performa secara umum akan menarik minat pengembang dan para pengguna L2 Ethereum. 

Optimalisasi staking pun bisa menarik investor institusional untuk memborong ETH demi terlibat dalam aktivitas staking. Selain itu, efisiensi biaya transaksi dan peningkatan kecepatan validasi transaksi secara umum akan mendorong adopsi lebih luas dalam penggunaan ETH di dunia nyata.

Bertahan Sebagai Raja DeFi

Sampai saat ini, jaringan Ethereum masih menjadi tulang punggung aktivitas keuangan terdesentralisasi (DeFi) dalam lanskap kripto, baik dalam sektor tukar-menukar aset, pinjam-meminjam, tokenisasi, sampai asuransi.

Sekadar info, DeFi adalah platform berbasis blockchain yang menawarkan layanan keuangan tanpa otoritas pusat seperti bank, tetapi menggunakan smart contract untuk mengotomatisasi transaksi. 

Berdasarkan data DefiLlama pada awal 2025, saat ini porsi total nilai terkunci (TLV) DeFi dalam ekosistem Ethereum masih 53,68% dari total pangsa pasar. Namun, keunggulan Ethereum dibayangi peningkatan porsi signifikan dari DeFi berbasis ekosistem Solan, Tron, Binance, bahkan Bitcoin.

Dikutip dari Pintu Academy, meski memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas, DeFi juga menghadirkan risiko penipuan seperti phishing, rug pull, dan honeypot yang dapat mengancam keamanan aset kripto pengguna. 

Oleh sebab itu, memang diperlukan melakukan diversifikasi aset dan tidak menyimpan seluruh dana hanya di satu aplikasi DeFi, demi terhindar dari potensi kerugian besar.

Beberapa contoh DeFi populer yang berbasis jaringan Ethereum, antara lain Uniswap (UNI), Compound (COMP), Aave, Sky, dan Lido (LDO).

"Penting untuk menggunakan platform dengan Total Value Locked atau TVL besar, rajin menganalisis data on-chain, memperhatikan aktivitas komunitas, dan mengaktifkan two-factor authentication. Saat ini, investor dapat membeli aset kripto terkait DeFi seperti COMP, LDO, dan CRV di Pintu dengan keamanan yang telah terjamin oleh otoritas," ungkapnya.

Julukan Minyak Digital 

Ethereum kembali memicu perdebatan sejak mantan bankir Wall Street, Vivek Raman mengambil sikap terjun penuh ke dunia kripto dengan mendirikan startup Etherealize dan selalu menyebut jaringan ETH sebagai 'minyak digital'.

Sebelumnya, Industrial and Commercial Bank of China juga menyematkan analogi serupa kepada Ethereum, seiring pertumbuhan dApps yang secara langsung membuat ETH seperti 'bahan bakar' dalam berbagai aktivitas terkait kripto.

Pada prinsipnya, setiap dApps yang berada di jaringan Ethereum memerlukan pembayaran biaya gas berbasis ETH sebagai insentif buat para validator transaksi. Alhasil, ETH seakan seperti minyak di dunia nyata, karena menjadi pondasi sektor-sektor terkait kripto yang tengah berkembang pesat, misalnya aktivitas tokenisasi aset dunia nyata (RWA). 

Oleh karena itu, apabila aset digital berkembang pesat dan semakin banyak RWA dalam lanskap kripto bermunculan, kepemilikan cadangan ETH akan semakin penting, karena jaringannya merupakan penghubung utama antarekosistem kripto.

Kendati banyak juga pihak yang kurang sependapat dengan analogi Ethereum sebagai minyak digital, nyatanya julukan ini mampu memicu perdebatan positif hingga ikut menarik banyak orang awam untuk lebih mengenal dan memiliki Ethereum.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper