Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Nikel Naik, PAM Mineral (NICL) Bidik Laba Rp650 Miliar

Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) menargetkan raihan laba Rp650 miliar pada 2025.
Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) menargetkan raihan laba Rp650 miliar pada 2025.
Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) menargetkan raihan laba Rp650 miliar pada 2025.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) menargetkan raihan laba Rp650 miliar pada 2025 seiring dengan potensi peningkatan volume penjualan.

Direktur NICL Roni Permadi Kusumah menyampaikan pada 2025, PAM Mineral menargetkan volume produksi sebesar 809.875 ton, sedangkan entitas anak PT Indrabakti Mustika (IBM) diharapkan mencapai produksi hingga 1.798.791 (1,79 juta) ton.

Sejalan dengan target produksi tersebut, NICL dan entitas anak merencanakan penjualan sebesar 2.608.666 (2,60 juta) ton ore nikel, dengan kadar nikel berkisar antara 1,3% hingga 1,65% Ni.

“Namun, total volume penjualan diharapkan meningkat mencapai 3,3 juta ton [dari rencana awal 2,60 juta ton] karena rencana penambahan 700.000 ton pada entitas anak. Kami dalam proses revisi RKAB,” jelasnya dalam Paparan Publik Insidentil, Senin (19/5/2025).

NICL saat ini mengoperasikan dua tambang, yakni di PAM Mineral sendiri dengan cadangan 6 juta wet metrik ton (WMT) dan PT Indrabakti Mustika (IBM) dengan cadangan 22 juta WMT. Pada 2024, NICL dan PT IBM telah menambang bijih nikel sebanyak 1,96 juta ton dan melakukan penjualan 2,3 juta ton. Sejumlah 0,34 juta ton berasal dari inventory tahun sebelumnya.

Pada area IUP PAM Mineral yang berlokasi di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sekitar 45% dari area sumber daya sudah tertambang. Adapun, PT IBM yang berlokasi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, area tertambang baru mencapai 22% dari area sumber daya.

Per Maret 2025, NICL telah melakukan penjualan sebesar 357.000 ton dari target RKAB 800.000 ton. Entitas anak PT IBM telah melakukan penjualan sebesar 645.000 ton dari target RKAB 1,8 juta ton.

Roni Permadi Kusumah menyampaikan untuk menunjang operasional dalam jangka panjang, perseroan merencanakan modifikasi cuaca dan perpanjangan IUP sampai dengan 2035 dengan melakukan revisi FS dan AMDAL untuk peningkatan produksi.

Direktur NICL Herman Thio menyampaikan dengan target penjualan 3,3 juta ton nikel pada 2025, perseroan menargetkan laba bersih sekitar Rp650 miliar.

Per Maret 2025, NICL mencatatkan penjualan Rp543,91 miliar, naik 365,68% secara tahunan (year-on-year/ YoY) dari sebelumnya Rp116,79 miliar. Peningkatan penjualan didorong oleh pertumbuhan volume penjualan nikel sebesar 995.834 wet metrik ton (WMT) dibandingkan 222.791 WMT per kuartal I/2024.

Adapun, laba periode berjalan melonjak 1.473,78% menjadi Rp193,13 miliar per Maret 2025, dari sebelumnya Rp12,19 miliar per Maret 2024.

“Untuk laba targetnya pada 2025 sekitar Rp650 miliar,” imbuhnya.

NICL juga dalam proses mengakuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA). Perusahaan saat ini masih menunggu persetujuan Menteri ESDM terkait perubahan pemegang saham PT SMA.

Menurut Herman Thio, nilai investasi akuisisi mencapai Rp390 miliar yang berasal dari dana kas internal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper