Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham Emas ANTM dan MDKA Diproyeksi Kinclong, Ini Katalisnya

Saham ANTM dan MDKA, dinilai masih prospektif meskipun harga emas spot sempat meredup sejalan dengan meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan China.
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten-emiten emas, seperti ANTM dan MDKA, dinilai masih prospektif meskipun harga emas spot sempat meredup sejalan dengan meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan China.

Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan menilai koreksi jangka pendek emas pekan lalu tidak bersifat struktural. Sebab, bahkan tanpa ketegangan geopolitik yang baru-baru ini terjadi, reli harga emas didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap kemampuan AS membiayai kembali utangnya.

Di pasar spot, emas sempat terkoreksi jangka pendek ke level US$3.100 troy ounces. Hari ini, emas spot tercatat naik 0,36% ke posisi US$3.215 per troy ounces.

Di sektor ini, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menjadi salah satu sorotan. Ryan dan Reggie mengatakan kenaikan harga saham ANTM didorong terutama oleh masuknya dana investor asing. Menurutnya, harga saham ANTM hanya akan terkoreksi karena sentimen risk-on.

”Kami berpikir arus masuk asing ke ANTM mencerminkan pergerakan harga emas, sehingga koreksi jangka pendek harga emas akibat meredanya ketegangan geopolitik telah mendorong aksi ambil untung pada ANTM,” katanya dalam riset, dikutip Senin (19/5/2025). 

Selain itu, analis Indo Premier juga memperkirakan bahwa capaian laba bersih Antam akan lebih tinggi sekitar 40% dari estimasi konsensus analis. 

Di sektor tambang logam, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga dinilai memiliki prospek kinclong saat ini. MDKA terutama didorong oleh laba dari operasi proyek AIM yang dijalankan oleh PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) dan tambang emas Pani yang dijadwalkan mulai berproduksi pada akhir 2025 atau awal 2026.

Selain itu, INCO diproyeksikan akan memberikan untung pada 2026, setelah tambang nikel dan HPAL perseroan rampung. 

”Kami berpikir MDKA dan INCO akan memberikan cerita bottom-up yang serupa seperti ANTM pada kuartal I/2025, dalam beberapa bulan mendatang,” katanya. 

Akan tetapi, di tengah koreksi jangka pendek harga emas, analis menempatkan saham MDKA pada urutan pertama rekomendasi, diikuti ANTM, kemudian INCO. Alasannya, MDKA dinilai memiliki prospek proyek yang memiliki lebih banyak katalis positif.

”Pembaruan pra-FS proyek tembaga TB, yang akan diumumkan dalam kuartal II/2025, juga seharusnya menjadi katalis re-rating untuk harga saham MDKA dan akan terjadi lebih cepat dibandingkan cerita bijih INCO, yang memperkuat preferensi kami pada MDKA,” tutupnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper