Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mendapat sentimen positif setelah bergabung ke dalam konstituen MSCI Small Cap Index.
Analis Senior Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menerangkan masuknya saham MTEL dan MBMA ke dalam indeks MSCI Small Capdapat meningkatkan visibilitas dan menarik investor global untuk memasukkan kedua saham itu ke kantong portofolio mereka.
Sentimen positif itu, menurut Sukarno, dapat memiliki jangka waktu yang lebih panjang jika saham-saham tersebut mampu menunjukkan fundamental perseroan yang kuat.
”Namun, jika saham tertekan di 2025, bisa dipengaruhi faktor internal atau kondisi pasar yang lebih luas. Sentimen positif bisa berlanjut jika fundamental kuat. Tetapi tertekannya saham karena faktor lain dapat membatasi dampak MSCI dalam jangka pendek,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (14/5/2025).
Sukarno menilai, baik MBMA maupun MTEL memiliki prospek jangka panjang yang positif. Kedua emiten tersebut memiliki riwayat profitabilitas yang baik, pertumbuhan pendapatan hingga manajemen yang solid. Akan tetapi, tantangan fundamental dari kedua emiten itu bisa saja memberikan dampak penguatan saham yang terbatas.
Selain itu, Sukarno menilai, beragam faktor eksternal seperti suku bunga, nilai tukar, dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi kinerja saham-saham di dalam indeks secara jangka pendek.
Senada, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai rebalancing indeks MSCI dapat memberikan sentimen positif terhadap saham-saham yang terparkir di indeks tersebut. Hal itu bahkan disebut dapat memberikan lampu hijau bagi para investor untuk membeli saham-saham tersebut.
”Tapi tetap saja, kalau sentimen terkait dengan geopolitik, nilai tukar, suku bunga, itu tetap yang paling krusial karena memang itu yang benar-benar menjadi driven bagi market, karena memang high impact ya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (14/5/2025).
Nafan menilai, masuknya saham MBMA dan MTEL ke indeks MSCI Small Cap ditopang oleh meningkatnya likuiditas saham tersebut. Sementara itu, empat saham yang didepak a.l. HRUM, INDY, SMRA, dan WIKA justru mengalami hal yang sebaliknya.
Adapun, untuk saham yang terdepak dari indeks tersebut tidak akan terlalu bergerak negatif. Nafan menilai saham HRUM, INDY, SMRA, dan WIKA belakangan ini sudah memperlihatkan tren kenaikan. Selain itu, investor juga tidak sepenuhnya fokus pada sentimen MSCI melainkan juga fokus kepada aksi korporasi hingga kinerja keuangan emiten.
Berdasarkan hasil evaluasi berkala yang dipublikasikan Rabu (5/5/2024), MSCI Inc. melakukan perombakan konstituen sejumlah indeks acuan yang dikelolanya. Periode efektif perombakan konstituen untuk indeks saham baik Global Standard Index, Small Cap Index, dan Micro Cap Index untuk periode 2 Juni 2025 – 1 September 2025.
Untuk MSCI Indonesia Small Cap, dua saham masuk indeks dan empat saham dihapus. Dua saham yang masuk dalam MSCI Small Cap Index itu yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Sementara, tidak ada saham yang masuk dan keluar dari indeks MSCI Indonesia Global Standard serta MSCI Indonesia Micro Cap.
MSCI atau Morgan Stanley Capital International merupakan perusahaan penyedia indeks saham dan obligasi yang sudah terkenal di seluruh dunia. Secara tidak langsung, MSCI berguna untuk mengukur kinerja pasar di sebuah wilayah yang sudah ditetapkan sesuai dengan standar perhitungan MSCI.
Secara teoritis, ketika suatu saham masuk indeks MSCI, hal ini seringkali menandakan peningkatan likuiditas dan perubahan persepsi pasar terhadap saham tersebut. Inklusi dalam indeks global seperti MSCI memberi sinyal positif kepada investor internasional dan domestik, menunjukkan bahwa saham tersebut telah memenuhi standar tertentu dalam hal kinerja dan stabilitas.