Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan patungan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dengan Glencore bergerak dengan lincah untuk memperbesar portofolio aset melalui aksi akuisisi. Setelah aset milik Shell, kini Aster Chemicals and Energy berencana mencaplok 100% saham Chevron Phillips Singapore Chemicals Pte Ltd (CPSC).
Kesepakatan rencana akuisisi CPSC dijalin Aster sebagai calon pembeli dengan Chevron Phillips Chemical sebagai pihak penjual pada 7 Mei 2025.
Chevron Phillips Chemical (CPChem) sepakat untuk menjual 100% saham CPSC kepada perusahaan joint venture (JV) Chandra Asri-Glencore tersebut. Adapun, CPSC merupakan usaha patungan antara Chevron Phillips Chemical, EDB Investments Pte Ltd, dan Sumitomo Chemical Company Ltd.
Apabila berjalan dengan lancar, CPSC akan masuk dalam portofolio aset Aster bersama dengan Shell Energy and Chemicals Park (SECP) yang resmi diakuisisi Aster pada awal April 2025.
CEO Grup Aster Erwin Ciputra mengatakan CPSC akan bergabung dengan Aster dan menambah jejak Aster sebagai pemain kimia dan infrastruktur terkemuka di kawasan. Menurutnya, akuisisi CPSC akan menciptakan peluang baru untuk kolaborasi dan inovasi dalam industri.
"Akuisisi ini merupakan pencapaian utama bagi Aster, yang mendukung tujuan strategis kami dengan kemampuan baru dan memperkuat penawaran kami kepada pelanggan," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (7/5/2025).
CPSC merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan fasilitas manufaktur polietilena di Pulau Jurong, Singapura. Fasilitas manufaktur polietilena berdensitas tinggi milik CPSC di Pulau Jurong memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun.
Erwin menjelaskan operasi manufaktur CPSC akan meningkatkan ekosistem dan memajukan peluang untuk inovasi dan kolaborasi baru.
Dalam keterangan terpisah, CPChem Executive Vice President of Commercial Justine Smith mengatakan CPSC merupakan aset strategis yang cocok bagi Aster. Dia meyakini CPSC akan berkembang pesat sebagai bagian dari portofolio Aster.
"Melalui transaksi ini, kami mengoptimalisasi portofolio aset kami untuk memastikan kami tetap kompetitif dan melanjutkan layanan sebagai pemasok bagi konsumen global," ujar Smith.
Rencana transaksi tersebut masih bergantung kepada sejumlah persyaratan yang disepakati para pihak.
Rencana akuisisi aset milik Chevron itu hanya berselang sebulan setelah Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. mencaplok aset kilang milik Shell di Singapura.
Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan patungan Chandra Asri dan Glencore itu resmi mengakuisisi saham Shell Singapore Pte. Ltd. (SSPL) di Shell Energy and Chemicals Park (SECP) pada 1 April 2025. SECP kemudian berganti nama menjadi Aster Energy and Chemicals Park.
Adapun, akuisisi itu dilakukan melalui CAPGC Pte. Ltd., perusahaan patungan antara Chandra Asri Capital Pte. Ltd., anak usaha Chandra Asri Group, dan Glencore Asian Holdings Pte.Ltd, yaitu anak usaha Glencore.
Terkait dengan aksi korporasi itu, Erwin Ciputra mengatakan akuisisi SECP menandai pencapaian penting bagi Chandra Asri Group dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia serta mendukung pertumbuhan industri kimia nasional.
Dengan memperluas jejak strategis melalui Aster, perseroan memastikan ketersediaan sumber daya vital bagi negara serta berkontribusi pada stabilitas ekonomi jangka panjang dan daya saing global Indonesia.
"Sebagai mitra pertumbuhan, kami berharap dapat bekerja sama erat dengan para mitra kami untuk mendorong inovasi, keunggulan operasional, dan pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang," ujarnya seperti dilansir keterbukaan informasi, Selasa (2/4/2025).
SECP merupakan kawasan energi dan kimia yang mencakup kilang dengan kapasitas pemrosesan 237.000 barel minyak mentah per hari, Ethylene Cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom, serta aset kimia hilir di Pulau Jurong.
Akuisisi ini disebut jadi langkah besar dalam memperluas jejak strategis Chandra Asri Group di industri energi, kimia, dan infrastruktur regional. Akuisisi Aster diklaim semakin memperkuat komitmen Chandra Asri Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia dan memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap produk kimia. Aster akan berperan sebagai pemasok utama produk kilang dan petrokimia untuk memenuhi kebutuhan domestik Indonesia.
Kolaborasi dalam rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku seperti naphta hingga penjualan silang produk kilang (Pygas & MTBE) serta produk petrokimia (Ethylene, Propylene, dan Raff-1), akan semakin meningkatkan efisiensi dan keandalan pasokan bagi Indonesia dan Singapura.
Managing Director Glencore Singapore, Quek Chin Thean menambahkan akuisisi oleh CAPGC sejalan dengan strategi perusahaan yang lebih luas dalam berinvestasi pada aset berpotensi tinggi dan memperluas kehadiran di pasar utama. Perusahaan tetap berkomitmen untuk mendorong inovasi, keberlanjutan, dan keunggulan operasional di seluruh kegiatan bisnisnya.
Dalam keterbukaan informasi, Direktur TPIA Andre Khor Kah Hin dan Suryandi menyampaikan bahwa nilai transaksi akuisisi SECP yang dibayarkan pada 1 April 2025 oleh CAPGC Pte. Ltd. mencapai US$253,74 juta. Dari jumlah tersebut, TPIA membayar US$202,99 juta sesuai dengan porsi kepemilikan saham Chandra Asri Capital Pte. Ltd. sebesar 80% di dalam CAPGC Pte. Ltd.
Sementara itu, Glencore Asian Holdings Pte. Ltd. yang menggenggan 20% saham CAPGC Pte. Ltd. membayar US$50,74 juta untuk merampungkan transaksi pengambilalihan tersebut.
“Sehubungan dengan pengambilalihan saham ini, perseroan [Chandra Asri] dan Glencore melakukan penyetoran modal ke dalam CAPGC masing-masing senilai US$586,76 juta dan US$146,69 juta yang setara dengan persentase saham miliknya di dalam CAPGC, guna membiayai transaksi ini,” tulisnya dikutip Kamis (3/4/2025).
Ekspansi Produk Kimia
Di dalam negeri, ekspansi TPIA bergulir melalui realisasi investasi pembangunan pabrik bahan kimia Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC). Pabrik CA-EDC dikelola oleh anak usaha TPIA, yakni PT Chandra Asri Alkali (CAA).
Proyek pembangunan pabrik memiliki total nilai investasi sebesar Rp15 triliun. Rencananya, pembangunan pabrik akan dimulai pada tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2027.
Untuk itu, TPIA menyiapkan anggaran guna memuluskan langkah pembangunan pabrik. Pada tahun ini, TPIA menyiapkan capex senilai US$350 juta-US$400 juta atau Rp5,5 triliun-Rp6,3 triliun.
“Pabrik CA-EDC akan memperkuat rantai pasok industri hilir di Indonesia. Produk-produk kimia dasar yang dihasilkan memiliki forward linkage yang luas, mendukung berbagai sektor industri seperti tekstil, pulp and paper, dan water treatment," kata HR & Corporate Affairs Director Chandra Asri Group Suryandi dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia mengatakan gerak saham TPIA memang akan terdorong oleh sejumlah manuver. Akuisisi TPIA terhadap SECP misalnya dinilai mampu mendorong pendapatan.
Selain itu, anak usahanya yakni CDI juga terus melakukan ekspansi untuk memperkuat bisnis infrastruktur perseroan.
"Adanya langkah ekspansi dan diversifikasi bisnis yang agresif melalui anak usahanya menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja perseroan ke depannya," tulis Sarkia dalam risetnya.
Namun, Panin Sekuritas masih merekomendasikan hold untuk TPIA dengan mempertimbangkan sejumlah tantangan pada industri petrokimia serta mempertimbangkan kinerja perseroan yang masih mencatatkan rugi dalam beberapa tahun terakhir
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan juga menilai saham TPIA terdorong oleh langkah aksi korporasi seperti akuisisi SECP yang diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap profitabilitas 2025. Namun, Sucor Sekuritas masih mempertahankan sikap netral terhadap saham TPIA.
Sucor Sekuritas memproyeksikan SECP akan memberikan kontribusi sebesar US$35 juta-US$42 juta kepada TPIA pada 2025.
"Selain itu, rumor tentang IPO untuk anak perusahaannya, PT Chandra Daya Investasi dapat semakin membuka valuasi TPIA," tulis Andreas dalam risetnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.