Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp421 miliar kepada pemegang sahamnya.
Menurut catatan Bisnis, dividen yang dibagikan oleh ABMM pada tahun buku 2024 terendah sejak 2021.
Dari total US$139 juta laba bersih perseroan tahun buku 2024, ABMM membagikan sekitar US$25 juta atau setara dengan Rp421 miliar secara proporsional kepada seluruh pemegang sahamnya. Meskipun begitu, pihak manajemen ABMM belum menerangkan berapa besaran dividen per saham.
Selain dividen, laba perseroan juga akan dialokasikan sebesar US$100.000 untuk cadangan perseroan dan sisa laba bersih akan digunakan sebagai laba ditahan untuk kegiatan ABMM.
Secara praktis, rasio pembayaran dividen ABMM tahun buku 2024 adalah 17,94% dari total laba bersih. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya selepas pandemi Covid-19, dividen yang dibagikan ABMM minimal berjumlah Rp700 miliar.
Berikut historis pembayaran dividen ABMM dalam 5 tahun terakhir:
Tahun Buku 2020: Rp0
Baca Juga
Tahun Buku 2021: Rp735,09 miliar dengan rasio 18,71% dari total laba bersih.
Tahun Buku 2022: Rp1,1 triliun dengan rasio 27,78% dari total laba bersih.
Tahun Buku 2023: Rp812,18 miliar dengan rasio 17,3% dari total laba bersih.
Tahun Buku 2024: Rp421,23 miliar dengan rasio 17,9% dari total laba bersih.
Menurunnya jumlah pembagian dividen ABMM selaras dengan penurunan laba bersih ABMM pada 2024 sebesar 51,78% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah US$289 juta.
”Itu yang coba kita improve, dan mudah-mudahan walaupun dengan return on equity kita yang enggak jauh turun, tapi in magnitude kita coba pertahankan, supaya at least [net income] lebih besar dari 2024 karena tujuan saya sebetulnya setiap tahun kita bisa generating value, dan setiap tahun kita bisa bagi dividen,” kata Direktur ABMM Hans Christian Manoe, Jumat (25/4/2025).
Diberitakan Bisnis sebelumnya, menyusutnya laba bersih ABMM pada 2024 sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga melandai. Pendapatan ABMM dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar US$1,20 miliar atau turun 19,62% yoy dari torehan 2023 yang sebesar US$1,49 miliar.
Pendapatan ABMM ini terbagi menjadi beberapa pos, yakni pendapatan kontraktor tambang dan tambang batu bara sebesar US$893,01 juta, pendapatan jasa yang terdiri dari jasa logistik dan sewa kapal senilai US$140,01 juta, jasa divisi site services dan repabrikasi sebesar US$52,27 juta, dan sewa mesin pembangkit tenaga listrik US$920.227.
Lalu, pendapatan dari pabrikasi senilai US$38,83 juta, dan pendapatan dari perdagangan bahan bakar sebesar US$75,07 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.