Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Diversifikasi Sumber Energi, Saham PGN (PGAS) Sentuh Level Tertinggi 1 Tahun

Di lantai bursa, saham PGAS menguat 45 poin atau 2,69% ke posisi Rp1.720 pada Rabu (23/4/2025) hingga pukul 10.10 WIB.
Ana Noviani, Mochammad Ryan Hidayatullah
Rabu, 23 April 2025 | 10:35
Pegawai beraktivitas di galeri Bursa Efek Indonesia pada pembukaan perdagangan saham 2025 di Jakarta, Kamis (2/1/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di galeri Bursa Efek Indonesia pada pembukaan perdagangan saham 2025 di Jakarta, Kamis (2/1/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) menyentuh level tertinggi dalam setahun setelah mengumumkan rencana pengembangan biometana. 

Di lantai bursa, saham PGAS menguat 45 poin atau 2,69% ke posisi Rp1.720 pada Rabu (23/4/2025) hingga pukul 10.10 WIB. Di level itu, PGAS naik 8,17% dari level penutupan pada akhir 2024 Rp1.590 per saham. 

Sepanjang tahun berjalan 2025, level tertinggi harga penutupan saham PGAS disentuh pada 13 Januari 2025 di posisi Rp1.715 per saham. 

Andhika Audrey, analis Panin Sekuritas, menjelaskan pihaknya tetap memberikan pandangan positif terhadap prospek saham PGAS.

“Upaya peningkatan volume penjualan dan transmisi gas, serta pengembangan proyek strategis, didukung dengan penyelesaian masalah interkoneksi,” jelasnya dalam laporan Panin Sekuritas, dikutip Rabu (23/4/2025).

Untuk itu, pihaknya tetap menyematkan peringkat beli untuk saham PGAS dengan target harga Rp1.900. 

Niko Pandowo, analis Sucor Sekuritas, menjelaskan pihaknya juga masih merekomendasikan beli untuk saham PGAS. Menurutnya, saham perseroan memiliki kans dari sisi imbal hasil, dividen yang menarik dan keuntungan dari laba yang berdenominasi dolar AS.

“PGAS menghadirkan peluang yang menarik bagi investor yang mencari imbal hasil, menawarkan imbal hasil dividen 10% yang menarik, sekaligus berfungsi sebagai lindung nilai alami terhadap depresiasi rupiah mengingat laba dalam denominasi dalam dolar AS,” jelas Niko dalam riset Sucor Sekuritas.

Proyek Anyar PGN

Salah satu sentimen terbaru saham PGAS ialah rencana kolaborasi untuk menggarap produk turunan gas alam. 

Seperti diberitakan Bisnis, PGN telah menginisiasi diversifikasi pasokan melalui proyek Biomethane atau biometana dengan memanfaatkan POME (palm oil mill effluent) untuk menghasilkan biogas. 

Melalui pengolahan lebih lanjut dari biogas, biomethane kemudian dapat dikompresi menjadi compressed natural gas (CNG). Adapun, CNG itu untuk didistribusikan ke pelanggan seperti industri, rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan PGN menjalankan proyek Biomethane bersama konsorsium Jepang dan saat ini tengah mempersiapkan FEED untuk Plant Kilang Biomethane di Sumatra. Adapun, target commisioning pada kuartal II/2027 berkapasitas 1,2 BBTUD.

“Proyek Biomethane juga merupakan komitmen PGN terhadap keberlanjutan pasokan gas bumi yang rendah karbon sehingga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung NZE [net zero emission] pada 2060,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Selain itu, PGN juga menjalin kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dalam inisiatif pengembangan synthetic natural gas (SNG) atau gas alam sintetis dari batu bara

Rosa mengatakan langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi pasokan energi nasional dan penguatan ketahanan energi. Dia menjelaskan, proyek ini memanfaatkan cadangan low-rank coal milik PTBA yang selama ini belum termonetisasi secara optimal di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. 

Lokasinya pun berdekatan dengan jaringan pipa transmisi PGN di Pagardewa, Sumatra Selatan sehingga berpotensi menghemat pengembangan infrastruktur.

Sepanjang 2025, kedua perusahaan akan fokus pada studi kelayakan guna mengkaji potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, jaringan pipa, serta skema bisnis yang memungkinkan.

“Inisiatif ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam hilirisasi dan kemandirian energi. Jika terealisasi, proyek ini berpotensi memperkuat pasokan gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Rosa melalui keterangan resmi, Senin (21/4/2025).

Rosa menjelaskan, SNG merupakan gas hasil olahan batu bara yang menyerupai gas bumi. Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri. 

Nantinya, SNG diproyeksikan untuk menjangkau pelanggan existing PGN, khususnya industri di wilayah Jawa bagian barat yang tengah menghadapi tantangan pasokan.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Holding Migas Pertamina, serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan studi berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” imbuh Rosa.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper