Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) mencetak laba bersih sebesar Rp323,14 miliar pada 2024. Raihan ini berbalik dari tahun sebelumnya yang membukukan rugi Rp233,74 miliar.
Berdasarkan Laporan Keuangan akhir 2024, META membukukan pendapatan sebesar Rp293,66 miliar. Jumlah ini turun 68% year on year (YoY) lantaran pendapatan anak usahanya, PT Margautama Nusantara (MUN), tidak lagi dikonsolidasikan.
“Seiring dengan dekonsolidasi MUN yang menyebabkan pendapatan dari segmen jalan tol tidak lagi masuk dalam pendapatan konsolidasi perusahaan,” ujar Direktur Utama META Ramdani Basri dalam siaran pers, dikutip Sabtu (19/4/2025).
Kendati demikian, Ramdani mengatakan bahwa pendapatan META di luar segmen tol justru tumbuh 3% secara tahunan pada 2024. Menurutnya, hal tersebut memperlihatkan arah positif dari strategi penguatan lini usaha non-tol.
Seiring pendapatan menurun, beban pokok perseroan juga terkoreksi 49,83% YoY menjadi Rp133,62 miliar. Alhasil, perseroan mencetak laba kotor Rp160,03 miliar atau menurun 75,45% YoY dari sebelumnya Rp651,27 miliar.
Namun, setelah mendapatkan laba entitas asosiasi bersama senilai Rp152,78 miliar dan laba penyesuaian perubahan ekuitas entitas asosiasi Rp200,99 miliar, META mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp344,44 miliar atau berbalik dari rugi Rp166,43 miliar.
Di sisi lain, meskipun tidak lagi terkonsolidasi, MUN mencatat pendapatan dan penjualan usaha sebesar Rp728 miliar atau naik 13% YoY. Ini didorong oleh pertumbuhan volume traffic dan penyesuaian tarif pada sejumlah jalan tol.
Sementara itu, MUN mencetak laba tahun berjalan Rp377 Miliar, melonjak sekitar 244% dibandingkan tahun sebelumnya karena dipengaruhi kenaikan pendapatan tol, laba entitas asosiasi, dan penurunan beban keuangan.
Ramdani menyatakan bahwa tahun ini, META telah menetapkan strategi pertumbuhan untuk memperkuat kontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Selain memacu penjualan di sektor penyediaan air bersih dan energi terbarukan, META akan fokus pada konsolidasi seluruh bisnis perusahaan, mulai dari pengelolaan aset-aset tol, investasi aset, bisnis hingga layanan terkait jalan tol, seperti pengembangan rest area dan konstruksi untuk proyek jalan tol.
“Tantangan global adalah kenyataan yang tak bisa dihindari, namun kami percaya pada kemampuan organisasi kami untuk terus bertumbuh dengan pendekatan kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan,” kata Ramdani.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.